Desember 31, 2010

Oleh Yuni Ikawati

Cuaca terik yang terasa pada siang hari, setelah pada pagi hari Jakarta berselimut mendung, di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Senin (17/3/2008). Perubahan cuaca yang ekstrem terjadi dalam sehari itu dirasakan warga Ibu Kota.

Anomali cuaca yang melanda kawasan Eropa, Australia, dan Amerika sekarang ini berpotensi memengaruhi iklim di Indonesia. Tentu bukan hujan salju, melainkan cuaca ekstrem seperti tahun 2002, 2005, dan 2007/2008 dan itu akan terjadi pada puncak musim hujan sekitar Januari-Februari 2011.

Cuaca ekstrem di luar kawasan khatulistiwa itu, seperti di Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan daratan Eropa, merupakan dampak dari penyimpangan cuaca di wilayah Nusantara yang merupakan ’mesin cuaca dunia’,” kata Edvin Aldrian, Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Peran perairan Nusantara ini, antara lain, dalam pendistribusian uap air sehingga memengaruhi cuaca di Asia dan Australia serta kawasan di sekitar Samudra Pasifik dan Hindia. Gangguan cuaca yang terjadi di Indonesia ini berupa pemanasan suhu muka laut, yang sudah berlangsung hampir setahun ini. "Anomali cuaca ini belum pernah terjadi selama ini," lanjut Edvin, yang menamatkan doktornya di Max Planck Institut, Jerman. Badan Pemantau Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA) bahkan menyebut tahun ini sebagai tahun terpanas pada abad ini.

"Pada kondisi normal, suhu muka laut di perairan Indonesia pada Juli-Agustus sekitar 25 derajat celsius. Namun, hingga kini suhu yang tercatat di atas 28 derajat celsius, bahkan bulan ini telah mencapai 30 derajat celsius. Pada Januari-Februari diperkirakan akan mencapai puncaknya, yaitu 31 derajat celsius," urai Edvin.

Faktor pemanasan laut

Kondisi inilah, tegas Edvin, yang memengaruhi sistem cuaca global. Menghangatnya perairan Indonesia akan menyebabkan terbentuknya uap air, lalu menjadi awan dan guyuran hujan di wilayah Nusantara.
Apabila berlangsung lama, fenomena ini akan berpengaruh pada kawasan sekitar Indonesia hingga ke lingkup global. Kondisi ini, yaitu suhu laut yang hangat, menimbulkan tekanan udara rendah di wilayah Indonesia, hal ini juga menyebabkan massa udara dari subtropis yang bertekanan tinggi masuk ke wilayah tropis yang bertekanan rendah.

Penyimpangan cuaca yang telah berlangsung hampir setahun ini telah berdampak luas ke daerah di luar khatulistiwa Indonesia, berupa kurangnya hujan di daratan Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand, serta menimbulkan suhu dingin yang ekstrem di kawasan subtropis.

Pemanasan global

Penyimpangan cuaca hingga iklim yang terlihat kian nyata ini, menurut Edvin, merupakan dampak dari pemanasan global akibat pelepasan gas-gas rumah kaca ke atmosfer yang telah berlangsung semakin intensif sejak setengah abad terakhir.

Kondisi ini telah mengakibatkan akumulasi energi di atmosfer dan mengganggu arus udara di atmosfer pada ketinggian 900 meter hingga 4.500 meter. Akumulasi energi di atmosfer yang di atas normal itu menyebabkan daya tarik siklon tropis di sekitar wilayah khatulistiwa, yaitu di perairan selatan Filipina dan utara Australia lebih kuat dan jauh, sehingga mengakibatkan badai yang terbentuk berekor lebih panjang.

"Kondisi ini dapat berimbas luas bagi wilayah Indonesia yang berada di wilayah khatulistiwa," lanjut Edvin.

Gelombang Rossby

Pemanasan suhu laut yang berlangsung lama di Indonesia hingga kini belum diketahui penyebabnya. Namun, diyakini telah berpengaruh bagi cuaca global, yaitu suhu dingin yang ekstrem di wilayah subtropis dan lintang tinggi.

Sementara itu, pakar astrofisika dan astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, berpendapat, kondisi cuaca itu menurut studi pendahuluan yang dilakukannya merupakan indikasi dari pengaruh Matahari yang minimum, yang nyaris tidak menunjukkan adanya bintik Matahari atau sun spot dalam beberapa tahun terakhir.

Pendinginan ekstrem yang menjalar di kawasan subtropis dan lintang tinggi, diyakini Edvin, merupakan gangguan cuaca yang disebut Gelombang Rossby, yang terus bergerak dalam periode 10 hingga 15 hari. Polanya hampir mirip dengan Madden Julian Oscillation (MJO) di kawasan tropis, termasuk Indonesia, tetapi periode MJO berlangsung 50 harian.

Melihat pola pergerakan Gelombang Rossby, yaitu mulai dari Chicago, New York, London, dan kini telah sampai daratan Eropa Barat, serta menimbulkan dampak suhu yang sangat dingin, Edvin memperkirakan gelombang ini akan terus bergerak ke Siberia, Rusia, dan dapat menimbulkan hujan salju yang ekstrem.

"Apabila Siberia mengalami cuaca buruk atau blocking, ada kemungkinan akan muncul entakan udara yang membawa uap air dalam jumlah besar, lalu menjalar ke selatan hingga ke wilayah Indonesia," paparnya.

Daerah yang dilewati seperti Guangzhou dan Hongkong akan mengalami penurunan tekanan udara yang drastis. Kemudian dalam satu minggu akan berdampak antara lain pada Jakarta berupa curah hujan yang tinggi, seperti kejadian tahun 2005 dan 2007.

Sebelum hal itu terjadi, sudah selayaknya kewaspadaan ditingkatkan....

Sumber : Kompas

Desember 30, 2010

Foto yang dibuat pada hari Minggu (19/12/2010) memperlihatkan salju dan es yang menyelimuti wilayah Mount Hotham, Australia. Cuaca dan udara yang biasanya panas pada musim panas kali ini digantikan udara dingin dari laut selatan.

Para ilmuwan menegaskan, badai salju dan suhu dingin ekstrem yang melanda Eropa akhir-akhir ini adalah efek langsung dari pemanasan global. Anomali iklim tersebut masih mengakibatkan gangguan transportasi hingga Rabu (22/12/2010), pada saat jutaan warga Eropa bersiap mudik untuk merayakan Natal di kampung halaman.

Para peneliti dari Potsdam Institute for Climate Impact Research (Potsdam-Institut für Klimafolgenforschung/PIK) di Jerman mengatakan, musim dingin ekstrem yang terjadi berturut-turut di benua Eropa dalam 10 tahun belakangan ini adalah akibat mencairnya lapisan es di kawasan Artik, dekat Kutub Utara, akibat pemanasan global.

Hilangnya lapisan es membuat permukaan laut di Samudra Artik langsung terkena sinar matahari. Energi panas matahari, yang biasanya dipantulkan lagi ke luar angkasa oleh lapisan es berwarna putih, kini terserap oleh permukaan laut, membuat laut di kawasan kutub itu memanas dan mengubah pola aliran udara di atmosfer.

Dalam model komputer, yang dibuat PIK dan dimuat di Journal of Geophysical Research awal bulan ini, terlihat kenaikan suhu udara di lautan Artik tersebut menimbulkan sistem tekanan tinggi. Sistem tekanan tinggi inilah yang membawa udara dingin kutub ke daratan Eropa.

”Anomali ini bisa melipat tigakan probabilitas terjadinya musim dingin yang ekstrem di Eropa dan Asia utara,” ungkap Vladimir Petoukhov, fisikawan dan peneliti utama PIK.

Petoukhov menambahkan, efek aliran udara dingin dari kutub utara itu akan makin parah saat terjadi gangguan pada arus udara panas yang melintasi Samudra Atlantik dan perubahan aktivitas matahari.

Itulah yang terjadi saat ini. Para pakar cuaca mengatakan, saat ini arus udara hangat dari pantai timur AS (Gulf Stream) terhalang dan berbelok arah di tengah-tengah Atlantik.

Hal itu membuat aliran udara dingin dari Artik dan Eropa Timur tak terbendung masuk ke Eropa Barat. Saat arus dingin ini melintasi Laut Utara dan Laut Irlandia, uap air dari laut tersebut diubah menjadi salju dalam skala sangat besar dan menyebabkan badai salju parah di negara-negara Eropa Barat.

Mulai pulih

Otoritas penerbangan sipil Perancis, DGAC, Rabu, mengeluarkan peringatan, salju akan turun lagi di kawasan Paris pada Rabu sore dan kemungkinan akan terjadi pembatalan penerbangan lagi untuk jadwal penerbangan setelah pukul 17.00. Peringatan tersebut keluar saat kondisi penerbangan di Eropa baru mulai pulih setelah terpuruk dalam kekacauan total sejak akhir pekan lalu.

Bandara Frankfurt di Jerman baru membatalkan 70 dari total 1.300 penerbangan yang dijadwalkan Rabu. Jumlah ini menurun signifikan dibanding Selasa, saat 550 penerbangan dibatalkan.

Dua landasan pacu di Bandara Heathrow, London, Inggris, juga sudah dibuka sejak Selasa malam dan kini bandara tersibuk di Inggris tersebut sudah beroperasi 70 persen mendekati normal. ”Kami lega karena akan bisa menyingkirkan semua salju hari ini,” tutur juru bicara Bandara Heathrow.

Sekitar 1.000 orang terpaksa bermalam di Heathrow, dan 300 penumpang terdampar di Bandara Frankfurt, Selasa malam.

"Sangat menyedihkan, rasanya seperti berada di negara dunia ketiga," tutur seorang penumpang bernama Janice Phillips (29), yang terdampar di Heathrow dalam perjalanan pulang ke Minneapolis, AS.

Dua bandara utama di Paris, Charles de Gaulle dan Orly, dibuka 24 jam penuh untuk mengurai penumpukan penumpang akibat pembatalan dan penundaan selama berhari-hari. Maskapai Air France-KLM memperkirakan menderita kerugian hingga 35 juta euro (Rp 415,1 miliar) akibat gangguan cuaca bulan ini.

Sementara itu, suhu ekstrem terus melanda Eropa. Kota Holbaek, 65 kilometer sebelah barat Kopenhagen, Denmark, mencatat suhu minus 22,5 derajat celsius, Selasa malam. Ini adalah rekor suhu terendah di Denmark dalam 29 tahun terakhir.

Di Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, suhu anjlok hingga 50 derajat celsius di bawah titik beku, menyebabkan sebuah bus mengalami kegagalan teknis dan bertabrakan, menewaskan delapan penumpangnya.

Cuaca dingin juga membuat harga minyak mentah dunia terus naik. Di pasar Asia, Rabu, harga minyak mentah Brent untuk pesanan bulan Februari naik 29 sen menjadi 93,49 dollar AS per barel, atau tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Harga diperkirakan masih akan terus naik seiring cuaca dingin ekstrem yang diramalkan masih akan terjadi sampai akhir tahun.


Warga LA dievakuasi

Cuaca ekstrem juga terjadi di AS. Hujan deras, banjir, dan tanah longsor melanda negara bagian California. Curah hujan yang turun di pusat kota Los Angeles (LA) sepekan terakhir sudah mencapai sepertiga dari curah hujan tahunan di kota tersebut.

Pihak berwajib telah mengevakuasi 232 keluarga di kawasan La Canada Flintridge dan La Crescenta di pinggiran LA, yang terletak di dekat perbukitan yang sudah jenuh oleh air hujan dan dikhawatirkan longsor. Evakuasi juga dilakukan di San Diego.

Cuaca ekstrem yang melanda Eropa belum mengurangi minat warga Indonesia menghabiskan libur akhir tahun ke sana. Hasil pemantauan di sejumlah biro perjalanan di Jakarta, Rabu, belum ada rombongan yang membatalkan rencana kunjungan mereka ke Eropa.

"Beberapa pelanggan memang menanyakan kondisi di Eropa, tapi sejauh ini belum ada pembatalan," kata pegawai perjalanan luar negeri Bayu Buana Tour and Travel, Jonas Sinambela.

Manajer Hubungan Masyarakat dan Media Panorama Tours Anita Hartono menjelaskan, saat ini mereka melayani perjalanan wisata sedikitnya 300 WNI dalam 20 kelompok ke Eropa.

Sumber : Kompas

Desember 29, 2010


Oleh M Zaid Wahyudi

Peningkatan suhu permukaan laut tidak hanya memengaruhi cuaca di muka bumi, tetapi juga membuat banyak terumbu karang di berbagai wilayah memutih. Sebagian terumbu karang yang memutih mengalami proses pemulihan yang cepat, tetapi banyak pula yang akhirnya mati.

Survei Program Kelautan The Nature Conservancy (TNC) Indonesia, yang dipimpin Joanne Wilson, di delapan lokasi terumbu karang Taman Nasional Wakatobi pada April 2010 menyebutkan, 60 persen-65 persen terumbu karang yang diamati mengalami pemutihan (bleaching) dengan berbagai tingkatan. Sebanyak 10 persen-17 persen pemutihannya total.

Kedelapan lokasi pengamatan itu adalah Karang Matahora, Karang Gurita, Karang Kapota, Karang Otiole, Karang Kaledupa, Karang Koko, Karang Moromahu, dan Palahidu.

Terumbu karang yang mengalami pemutihan hingga lebih dari 20 persen adalah Karang Otiolo, Karang Kaledupa, dan Karang Palahidu. Sementara itu, terumbu karang yang paling sehat terdapat di Karang Gurita (70 persen) serta Karang Koko dan Karang Matahora antara 45 persen dan 50 persen.

Tingginya jumlah karang sehat di Karang Gurita tidak berarti bahwa di situ terumbu karangnya betul-betul sehat. Kondisi itu lebih disebabkan karang di daerah tersebut berupa koloni tunggal atau koloni kecil.

Karang yang mengalami pemutihan total umumnya dari spesies Seriatopora, sedangkan yang pemutihannya moderat dari jenis Pocillopora, non-Acropora bercabang, dan Acropora palifera. Jenis karang yang paling bisa bertahan adalah Acropora.

Informasi dari sejumlah penyelam menyebutkan, pemutihan terumbu karang Wakatobi terjadi sejak Maret 2010. Perbedaan kuantitas dan kualitas pemutihan di delapan lokasi yang diamati disebabkan oleh variasi temperatur muka air laut yang bersifat lokal serta kualitas air dan komposisi spesies yang berbeda-beda.

Pemutihan

Pemudaran warna atau pemutihan sebagai tanda terganggunya kehidupan terumbu karang terjadi di wilayah perairan Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. (Foto : PSSDAL Bakosurtananl)

Pemutihan total pada terumbu karang menandakan proses simbiosis mutualisme antara karang dan zooxanthellae sudah tak terjadi lagi. Zooxanthellae telah keluar meninggalkan jaringan sel karang. Namun, untuk terumbu karang yang memutih sebagian menunjukkan zooxanthellae-nya masih ada meskipun tak bisa bekerja optimal.

BL Willis dalam Biology of Reef Corals (James Cook University, 1997) menyebutkan, keluarnya zooxanthellae, sejenis tumbuhan alga bersel tunggal, menyebabkan sumber makanan bagi karang tidak ada lagi. Padahal, karang memanfaatkan hasil fotosintesis zooxanthellae untuk bertahan hidup.

Perginya zooxanthellae itu dapat disebabkan perubahan suhu, kadar garam atau tingkat salinitas, ataupun perbedaan konsentrasi kimia lingkungan sekitarnya secara tiba-tiba. Perubahan lingkungan secara tiba-tiba itu mudah membuat biota yang ada di dalamnya menjadi stres.

Pemutihan juga bisa disebabkan kehadiran bintang laut berduri. Namun, pemutihan akibat binatang ini umumnya membentuk alur geraknya.

Koordinator Perikanan Program Bersama TNC-World Wide Fund for Nature (WWF) Wakatobi Sugiyanta mengatakan, pemutihan terumbu karang di Taman Nasional Wakatobi tidak hanya disebabkan meningkatnya suhu permukaan laut. Sebagian pemutihan juga disebabkan oleh penggunaan potasium dan bom dalam penangkapan ikan.

"Pemutihan yang diakibatkan oleh potasium atau bom ikan biasanya terjadi pada titik-titik tertentu saja, sedangkan pemutihan akibat kenaikan suhu muka laut biasanya terjadi secara merata," katanya.

Pemulihan

Meskipun turut terkena dampak dari pemanasan suhu permukaan laut, terumbu karang Wakatobi paling cepat pulih dibandingkan dengan terumbu karang yang juga mengalami pemutihan di tempat lain. Kembali normalnya kondisi terumbu karang Wakatobi dipicu oleh cepat normalnya perairan Wakatobi hingga mengundang kembali zooxanthellae.

Pimpinan Program Kawasan Perlindungan Laut WWF Indonesia, Veda Santiaji, mengatakan, terumbu karang Wakatobi memang memiliki kemampuan bertahan yang cukup baik akibat perubahan lingkungan. Sepanjang 2003-2008, saat banyak terumbu karang di berbagai belahan dunia memutih, terumbu karang Wakatobi relatif lebih terjaga.

Terumbu karang Wakatobi baru menunjukkan gejala memutih pada 2009. Pengukuran kuantitatif pemutihan itu baru dilakukan pada April 2010.

Namun, saat dicek ulang pada September 2010, kondisi sejumlah terumbu karang sudah pulih. Pulihnya terumbu karang dalam waktu cepat tentu menggembirakan karena pemulihan terumbu karang di tempat lain berlangsung lama.

"Saat tempat lain sudah memutih, terumbu karang Wakatobi belum tersentuh. Sebaliknya, saat daerah lain belum pulih, Wakatobi sudah pulih lebih dulu," katanya.

Pulihnya terumbu karang itu ditandai dengan membaiknya kondisi tutupan pada bagian terumbu karang yang semula mengalami kerusakan.

Namun, belum dipastikan apakah semua spesies karang yang dulu memutih sudah pulih seperti sedia kala. Sejumlah spesies karang bisa pulih dengan cepat atau memiliki kemampuan bertahan yang baik terhadap perubahan lingkungan. Namun, ada pula spesies karang yang justru lebih lambat untuk memulihkan diri.

Karang yang lambat memulihkan diri dengan mudah digantikan oleh karang yang pemulihannya lebih cepat. Kondisi ini berakibat pada dominasi salah satu spesies karang tertentu dalam satu wilayah perairan.

Menurut Veda, pemulihan yang cepat itu disebabkan oleh karakter perairan Wakatobi yang terbuka sehingga memudahkan pergerakan arus laut. Perairan Wakatobi diapit Laut Banda di sisi utara dan timur serta Laut Flores di sisi barat dan selatan.

Pergerakan arus di permukaan mendorong pergerakan arus dari laut dalam ke permukaan. Kondisi itu membuat suhu permukaan laut Wakatobi lebih mudah terjaga kestabilannya.

Sugiyanta menambahkan, pemulihan yang cepat itu juga disebabkan kondisi perairan Wakatobi yang masih cukup baik dan jauh dari polusi.

Saat kondisi perairan kembali normal, zooxanthellae akan kembali mendekati karang sehingga karang kembali berwarna. Akibatnya, terumbu karang yang umumnya hidup di perairan dangkal pun cepat pulih.


Membaiknya terumbu karang memberi arti besar bagi nelayan. Terumbu karang adalah tempat terbaik bagi ikan-ikan untuk berbiak. Karena itu, baiknya kondisi terumbu karang merupakan indikator melimpahnya ikan di sekitar wilayah perairan tersebut.

Sumber : Kompas
Foto : Boy Aditya

Desember 28, 2010

oleh Bayu Bharuna

Great river need to be respected, sick river need to be loved.

Agar merasa enjoy melakukan rafting di sungai Cikapundung orang harus menyukai olahraga arung jeram atau ia memang orang yang sadar lingkungan sehingga ingin memelihara kebersihan sungai atau warga yang penasaran asal muasal aliran sungai yang membelah kotanya. Dengan kondisi tersebut maka tak akan terlalu masalah dengan kondisi sungai yang memprihatinkan saat melakukan rafting. Jangan berharap menemui aliran yang jernih seperti di sungai Cikandang dengan pemandangan tepiannya yang indah, bahkan sungai Citarum yang terpolusi pun masih terlihat segar dibandingkan warna kecoklatan yang mendominasi aliran sungai Cikapundung. Maka bila hanya ingin berwisata menikmati keceriaan alam anda harus siap-siap kecewa dengan kondisi aliran sungai disini.

Jalur rafting sungai Cikapundung mulai dari Dago Bengkok hingga Babakan Siliwangi cukup aman untuk dilalui namun pada beberapa check point beresiko tinggi sehingga kalau tak terkendali akan fatal sekali akibatnya. Pada beberapa titik ada drop-an dan hidraulik yang lumayan, apalagi kalau debet airnya agak naik. Beberapa titik juga main stream nya berubah-ubah (acak) dalam jarak yg dekat, dan jalur nya hanya bisa masuk satu perahu jadi manuver harus sedikit cepat.


Setelah jeram rata-rata langsung flat jadi selalu ada waktu untuk menarik nafas dan rescue bila diperlukan, atau scouting untuk jeram berikutnya . Beberapa chek point yang menjadi patokan kala penyusuran kemarin adalah sebagai berikut:

Check point 1, air terjun Curug Dago setinggi 30 meter , andai “lebos” masuk ke air terjun..ya sudahlah..nanti dikasih nisan disitu.
Check point 2, dam water fank setinggi sekitar 3 meter, kalau lebos masuk sini masih bisa selamat bahkan sebenarnya sangat menantang untuk dituruni perahu karet. Lebih bagus lagi bila ada fotografer yang telah siap di bawah waterfank sehingga difoto biar keren, jadi memar-memar tak akan sia-sia.
Check point 3 jeram Leuwi Beurit, kalau masuk sini masih bisa lompat kepinggir tapi harus sigap bila tidak konsekwensinya akan tersedot ke dalam pusaran air di bawah dan baru muncul 3 hari kemudian. Untuk lining perahu memasuki celah batu ini harus dengan posisi miring.

Ada saatnya kala sungai selalu memberi penghidupan dan perlindungan pada manusia antara lain dengan menampung luapan air supaya tidak banjir dan menyediakan air bagi keperluan penduduk. Namun kekuatan sang sungai pun memiliki batas. Suatu ketika ia takkan sanggup lagi menyenangkan segenap peduduk kota. Ia bagai pekerja yang sudah menguras tenaganya selama 24 jam sehari tanpa istirahat namun beban kerjanya terus ditambah tanpa belas kasihan. Suatu hari sang sungai yang dulu perkasa, ramah dan ceria itu pun akan frustasi. Hanya tinggal waktu saja ia akan mengungkapkan kemarahannya. Berdoalah agar kita tak melihat amarah alam pada manusia.

Lihatlah sungai Ciliwung yang kerap memperlihatkan otot-otot kemarahannya dengan menenggelamkan sebagian Jakarta bila ia sudah terlalu muak dengan perilaku manusia yang tak tahu diri. Namun sungai Cikapundung belum pundung pada warga Bandung, ia masih mencoba melayani keperluan warga Bandung –walau didera keletihan.

Awak dari ketiga perahu karet tim Palawa yang menyusuri aliran sungai dari Dago Bengkok hingga Babakan Siliwangi merasakan benar rintihan sakitnya sungai ini. Toh walaupun dengan kondisinya itu, sungai Cikapundung tetap memberikan atraksi yang memukau dengan jeram-jeramnya. Seakan ia gembira kami mengunjungi dan mengajaknya bermain bersama. Barangkali inilah yang ia nantikan selama ini, bukan mereka yang menumpukkan kotoran dan sampah ke alirannya namun sekelompok orang yang memang ingin bermain, berbagi keceriaan, dan mengerti keadaannya. Dengan kondisi debet air yang memadai, anda akan merasakan rafting yang mengasyikan di sepanjang alirannya.

Namun seraya bercengkerama dengan sang sungai mereka mengayuhkan dayung dengan masygul yang tak biasa, tak lepas seperti kala mengarungi sungai-sungai lainnya. Terkadang samar-samar mereka bisa merasakan rintihan dari sang sungai, tempat mereka semua pernah dibesarkan dan menuntut ilmu. Bagaimanakah perasaan anda kala ada orang tua yang sedang sakit namun masih bersemangat bermain dengan anak-anaknya, hanya untuk menyenangkan sang anak. Ia masih memperlihatkan tenaga dan kecerian nya yang tersisa. Ada sakit terasa kala menyadarinya, namun tak seorangpun memperbincangkan. Hanya kegelisahan yang tak tuntas.

Foto by Ayung W Sachi
Lokasi Waterfank, check point 2
Dr livingstone, I presume. The infamous meeting of Henry Morton Stanley and David Livingstone at Ujiji
Credit: Wellcome Library, London

Oleh Bayu Bharuna

Pada tanggal 10 November 1871 , Henry Morton Stanley bersama tim ekspedisinya yang gigih berhasil menerobos sejauh 1000 km di belantara hutan Afrika Tengah untuk sampai di sebuah gubuk di tepi Danau Bemba. Lalu dengan hormat ia menghampiri seorang pria kulit putih yang kurus kering dan sakit-sakitan, namun sorot matanya menampakkan kegagahan sejati.
Dengan penuh hormat Stanley membuka topinya dan seraya berkata kepada pria itu,

“ Dr. Livingstone, I presume..?

Itulah kalimat sederhana yang menjadi amat termasyhur melukiskan pertemuan dua penjelajah dunia yang paling ulung.

Afrika seolah ada dalam darah David Livingstone. Sejak tahun 1852 ia menjelajahi benua Afrika terutama sungai Zambesi sehingga kelak menjadi penjelajah Afrika yang paling terkenal. Ia menerobos hutan-hutan yang amat lebat sehingga dilukiskan bahwa sinar matahari pun tak dapat menembusnya dan menyusuri jeram-jeram sungai yang ganas. Penjelajahannya terhenti di pedalaman Afrika tengah, dengan kondisi sakit keras hingga kemudian Henry Morton Stanley menemukannya.

Namun dr. Livingstone menolak meninggalkan Afrika dan satu setengah tahun kemudian ia meninggal disebuah dusun yang sunyi di pedalaman Afrika yang dicintainya,walau kemudian jenazahnya digotong sejauh 1.500 km menuju Zanzibar lalu kemudian disemayamkan di Westminster Abbey.

Dalam tragedi yang menimpa tim pendaki Mountain Madness dan tim Adventure Consultan kala memuncaki Everest tahun 1996, pendaki Rusia Anatoli Boukreev –terlepas dia merupakan salah satu pemandu tim Mountain Madness yang dibayar $ 25,000,-- dengan heroik mendaki sendirian dari base camp menerjang badai yang berkecamuk untuk menyelamatkan sekelompok pendaki yang terkena musibah di Jalur Selatan Everest. Ia akhirnya menemukan lima pendaki yang terjebak badai dan menyadari hanya dapat menyelamatkan seorang saja dalam satu kali jalan. Solusinya ia pun secara menakjubkan mendaki bolak balik untuk menyelamatkan pendaki lainnya.

Kala tim ekspedisinya terjebak di Antartika, Ernest Shackleton dengan gagah berani menerobos badai es dan jarak ratusan kilometer untuk meminta bantuan, dan dengan menakjubkan ia sendiri kembali ke Antartika untuk menolong tim ekspedisinya, dengan penolong yang mereka perlukan. Sehingga termasyhur sanjungan untuk nya:

"Scott for scientific method, Amundsen for speed and efficiency but when disaster strikes and all hope is gone, get down on your knees and pray for Shackleton."

Apakah yang mendorong segelintir manusia mempertaruhkan hidupnya sendiri demi menolong orang lain walau kemungkinan tampaknya amat tipis. Stanley bahkan tak mengenal dr. Livingstone secara pribadi, Boukreev takkan disalahkan atas kematian para pendaki akibat badai di zona kematian Everest namun ia menolak berdiam dan kemudian membuat semua yang tampak mustahil menjadi nyata, Shackleton mempertaruhkan hidupnya untuk mencari pertolongan bagi tim ekspedisinya yang hampir binasa dan berhasil menyelamatkan mereka semua.

Barangkali ungkapan David Roberts dalam Moment of Doubts sedikit menggambarkan, ”Para pendaki kawakan..bisa sangat tersentuh, bahkan sangat sentimental; tetapi perasaan ini hanya ditujukan pada rekan-rekan mereka yang layak menerimanya. Semacam sikap tidak kenal kompromi..itulah arti pendakian di tempat tinggi..”

Tak perlu heran ketika tersiar kabar bahwa ada insan petualang yang hilang atau kecelakaan di suatu gunung, sungai atau hutan dimanapun, akan selalu ada sukarelawan tak terhitung jumlahnya yang bersedia bergegas mengepak perlengkapan beratnya untuk segera membantu. Bahkan sebuah sms S.O.S konyol dari pendaki amatir yang panik kala mendaki punggungan gunung Salak bisa segera menimbulkan kehebohan dan menyibukkan ribuan orang untuk membantu pencarian.

Untuk berjaga-jaga saya pun bila akan mendaki suatu gunung selalu menyampaikan dengan rinci kepada rekan terdekat itenary perjalanan dari pergi hingga pulang kembali ke rumah. Sehingga bila terjadi hal diluar dugaan maka hal itu dapat diketahui segera dan sebuah tim penolong bisa mendapatkan informasi yang membantu evakuasi.

Namun kadang saya berpikir, dengan segala persiapan yang memadai dan sikap profesional kala melakukan petulangan maka hal tersebut sangat kecil kemungkinan bisa terjadi. Sebaliknya hal tersebut mungkin merupakan alam bawah sadar saya yang menyampaikan pesan bahwa saya akan melakukan apapun bila mereka dalam kondisi petualangan, lalu kemudian terjadi hal yang diluar dugaan.

Bagaimanapun akhir ceritanya setiap petualang sejati telah mengetahui resiko yang dihadapi saat melakukan penjelajahan. Seperti yang ditulis oleh Scott menjelang kematiannya kala habis logistik dan terjebak badai es di Antartika, ”Betapa ini semua ini lebih baik daripada duduk bermalas-malasan dengan santai di rumah.”

Kredit Foto : Livingstone Online



Desember 27, 2010


Pemerintah Prancis sepakat memberi pinjaman lunak kepada Indonesia untuk memperkuat layanan iklim dan cuaca serta pembangunan kapasitas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

"Pemerintah Prancis akan memberikan pinjaman lunak sebesar 30,3 juta euro kepada Indonesia dengan tenggat waktu selama 19 tahun," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Retno Marsudi usai Forum Konsultasi Bilateral II RI-Prancis di Jakarta, Selasa.

Turut serta dalam acara tersebut Wakil Direktur Jenderal untuk Klimatologi BMKG Widada Sulistya dan Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Prancis Pierre Sellal beserta delegasinya.

Widada mengatakan, BMKG sudah lama bekerja sama dengan Prancis, yaitu sejak 1994, dan menilai sistem mereka sangat bagus. Ia menjelaskan, kerja sama selama ini meliputi beberapa bidang, seperti pengukuran gempa bumi, namun kerja sama kali ini terfokus pada iklim dan cuaca.

"Kerja sama yang akan dikembangkan terfokus pada sistem peringatan dini cuaca," kata Widada dengan menambahkan bahwa sistem tersebut mencakup observasi, pengolahan data dan diseminasi informasi kepada publik.

Pierre Sellal sendiri menyebutkan, pinjaman lunak tersebut merupakan salah satu hal yang disepakati saat kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Paris dan bertemu Presiden Prancis Nicolas Sarkozy pada Desember 2009.

"Kedua pemimpin negara menyepakati beberapa hal, di antaranya perubahan iklim, isu penting yang harus diperangi bersama," katanya.


Forum Konsultasi

Selain membahas bantuan pinjaman lunak, forum konsultasi reguler pada tingkat pejabat senior itu juga membicarakan upaya meningkatkan kerja sama politik, ekonomi dan sosial budaya, serta rencana kunjungan Presiden Prancis Sarkozy ke Indonesia pada 2011.

"Kunjungan tersebut masih bersifat tentatif karena tahun depan merupakan saat yang sibuk bagi kedua negara," kata Retno menjelaskan Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN dan Prancis akan menjadi Ketua G8 dan G20 tahun depan.

Kunjungan kenegaraan itu kemungkinan akan membahas dan menandatangani kesepakatan kemitraan strategis RI-Prancis, jelas Retno.

Ia menambahkan, diskusi itu juga meliputi masalah pertahanan, perdagangan dan investasi, dan kerja sama pengembangan.

"Badan Pengembangan Prancis (AFP) akan memberikan bantuan pinjaman lunak 50 juta dolar AS melalui Bank Mandiri untuk distribusi listrik Jawa dan Bali," jelas Retno.

Dalam kerja sama pertahanan, Retno memaparkan, kemitraan yang sebelumnya terfokus pada industri pertahanan akan diperluas ke ranah lain, seperti pembangunan kapasitas dan latihan bersama.

Di bidang sosial budaya, kedua negara sepakat akan terus mengembangkan sektor pendidikan, pariwisata dan pertukaran budaya.

Pierre Sellal menekankan, konteks dari pertemuan tersebut terdiri dari tiga hal, yakni peringatan, kemitraan dan ambisi.

"Perayaan karena tahun ini peringatan 60 tahun hubungan diplomatik RI-Prancis; kemitraan karena selalu berkomitmen untuk bekerja sama lebih mendalam dan meluas; dan ambisi karena, berdasarkan persamaan nilai dan prinsip, kedua negara akan sebisa mungkin memberi pengaruh positif ke dunia," katanya.

Sumber : Antara

Desember 25, 2010

Delegasi Indonesia dalam pertemuan tingkat tinggi mengenai perubahan iklim di Cancun, Meksiko pada 29 November-10 Desember 2010 menyatakan sebagian besar yang ditargetkan berhasil dicapai.

"Target kita hampir 85 persen tercapai di Cancun," kata pimpinan delegasi RI yang juga utusan khusus Presiden RI untuk Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar di Jakarta, Senin.

Kesuksesan tersebut di antaranya menghasilkan Persetujuan Cancun (Cancun Agreement) yaitu suatu paket keputusan yang berimbang yang menempatkan seluruh pemerintah negara pihak untuk lebih pasti dalam menuju masa depan pembangunan yang rendah emisi dan mendukung peningkatan aksi dalam rangka perubahan iklim di negara berkembang.

Selain Cancun Agreement, juga dihasilkan beberapa kesepakatan bilateral Indonesia dengan sejumlah negara yang bertujuan memperkuat dan mempercepat proses penyelesaian masalah lingkungan secara bersama.

Pertemuan bilateral dilakukan Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta di sela-sela konferensi tingkat tinggi COP 16.

Kerjasama tersebut di antaranya dengan Pemerintah Jepang mengenai pengelolaan limbah berbahaya dan beracun serta co-benefit process dan program minimisasi limbah.

Sedangkan dengan Pemerintah Korea menfokuskan kerjasama pada kegiatan adaptasi terhadap perubahan iklim dan "Green Growth Strategy" dimana Pemerintah Korea siap mendukung melalui Pusat Adaptasi Kementerian Lingkungan Hidup Korea.

Pertemuan dengan Presiden dan Menteri Lingkungan Pemerintah Swiss dan Sekretaris Negara Menteri Lingkungan, menawarkan kerjasama pengembangan program pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi (REDD) kepada ASEAN mengingat Indonesia akan menjadi ketua ASEAN pada 2011 dan aksi adaptasi.

Selain itu pembicaraan juga menindaklanjuti dan memperkuat kerjasama MoU yang ada yaitu "Country Led Initiative" (CLI) terkait dengan kesepahaman mengenai Ban Amandemen Konvensi Basel pada COP 10 di Cartagena, Kolombia pada 2011 serta pengelolaan bahan kimia terutama merkuri serta Konvensi Basel.

Pertemuan dengan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kongo dengan fokus pembicaraan adanya keinginan kerjasama di bidang lingkungan dan kehutanan mengingat pada 2011 akan menjadi tuan rumah "World Forestry Summit" yang akan membahas Kongo Basin, Amazon Basin dan Borneo-Mekong Basin.

"Indonesia sangat mendukung kerjasama dengan Kongo dan akan membantu mensukseskan pertemuan tersebut," kata Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta.

Indonesia juga menandatangani MoU dengan Meksiko yang fokus pada REDD, manajemen pengelolaan hutan, penyusunan komunikasi nasional dan efisiensi energi.

Sumber : Antara

Desember 22, 2010

oleh : Irma Tambunan

Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi, tampak dari udara, Jumat (17/12/2010). Keindahan kawasan yang vegetasi hutannya sangat rapat ini serta keragaman hayati di dalamnya beragam itu kini terancam hilang jika alih fungsi hutan terus terjadi.

Sekitar satu jam melintasi bumi Jambi dari ketinggian 3.048 meter di udara, pesawat jenis caravan project milik Susi Air yang kami tumpangi tiba di atas Taman Nasional Kerinci Seblat, wilayah Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (17/12/2010) sore. Semua mata penumpang langsung tertuju pada satu titik di bawah sana: penggundulan dan pembakaran hutan.

Atas instruksi Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi Tri Siswo, pesawat segera merendahkan ketinggian jelajahnya menjadi 1.828,8 meter saja sehingga pandangan kami ke bawah semakin jelas. Wajah taman nasional itu terlihat berbeda, menyisakan bukit-bukit gundul berwarna kecoklatan.

Tampak ratusan batang pohon bergeletak di tanah setelah baru ditebangi. Tak jauh dari situ, asap kebakaran mengepul ke langit, menyatu dengan asap dari titik pembakaran lain di sekitarnya. Kami memperkirakan ada lebih dari 20 titik pembakaran lahan di sepanjang kawasan tersebut.

Kita mungkin tidak akan menyangka, bagaimana kawasan hutan yang terjal dan berbukit-bukit serta jauh dari pusat kota ternyata begitu ramai dirambah pendatang dari Bengkulu, Lampung, dan Sumatera Selatan.

Pada satu kesempatan berbeda, saya mengunjungi kawasan itu melalui jalur darat. Salah seorang teman mengatakan, selama ini belasan angkutan umum ilegal dari Bengkulu dan Sumsel datang melewati ibu kota Merangin, Bangko, setiap harinya untuk membawa perambah masuk. Para perambah inilah yang membuka Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan hutan penyangga menjadi perkebunan kopi.

Sentra kopi

Rentang waktu 10 tahun lebih telah mengubah wajah kawasan ini: menjadi hamparan kebun kopi yang berbuah lebat. Aktivitas ekonomi masyarakat setempat begitu hidup dan bahkan telah mengangkat nama daerah Merangin sebagai salah satu sentra penghasil utama kopi di Sumatera.

Salah satu daerah penghasil kopi, Kecamatan Lembah Masurai, memproduksi kopi kering 8.000 ton tahun 2005 dan terus meningkat menjadi 15.000 ton tahun 2006. Tahun 2007, volume produksi kopi naik dua kali lipat menjadi 30.000 ton seiring kian meluasnya area penanaman. Sementara itu, ada enam kecamatan lainnya yang juga menghasilkan kopi, yaitu Sungai Manau, Lembah Masurai, Tabir Barat, Pangkalan Jambu, Jangkat, dan Sungai Tenang.

Di satu sisi, perekonomian masyarakat setempat begitu hidup. Bersamaan dengan itu, laju perusakan hutan juga kian mengerikan. Sangat ironis, ketika TNKS tengah didaftarkan ke UNESCO untuk masuk sebagai salah satu warisan dunia, kekayaan alamnya justru terus digerogoti.

Tidak hanya untuk pembukaan kebun kopi, perambahan liar juga marak untuk kebun sawit. Itu terlihat, antara lain, di sejumlah titik di Taman Nasional Bukit Duabelas dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Pinggiran taman-taman nasional ini juga jadi lokasi perambahan para pendatang.

Berdasarkan data Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, penyusutan hutan di Jambi, yang sebagian besar berada pada sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, terjadi paling drastis dari tahun 1995 hingga 2000. Tutupan hutan menyusut 1 juta hektar dari sebelumnya 2 juta hektar.

Lalu, tahun 2000-2005, penyusutan terus berlangsung sehingga luas hutan tersisa sekitar 700.000 hektar. Pada saat itu, DAS Sungai Batanghari dinyatakan masuk dalam 10 sungai paling kritis di negeri ini.

Demi HTI dan sawit

Menurut Rudi Syaf, Direktur Komunikasi KKI Warsi, faktor terbesar penyebab kerusakan itu adalah pembukaan hutan alam untuk kepentingan tanaman industri (HTI) dan perkebunan sawit. Pembangunan ini membutuhkan pembukaan hutan yang masif. Akibatnya, fungsi kawasan itu untuk menyerap air merosot drastis. Banjir menjadi kerap terjadi pada musim hujan, lalu diikuti bencana kekeringan pada musim kemarau.

Dalam kurun satu setengah tahun terakhir, ada empat lokasi hutan alam di Jambi yang beralih fungsi untuk memenuhi kebutuhan tanaman industri akasia, pertukangan, dan karet. Empat perusahaan yang memperoleh izin HTI adalah PT Lestari Asri Jaya (LAJ) seluas 61.000 hektar, PT Mugi Triman (37.500 hektar), PT Malaka Agro Perkasa (24.485 hektar), dan PT Bukit Kausar (33.310 hektar).

Salah satu kawasan HTI, yaitu yang dikelola PT LAJ, merupakan habitat inti satwa kunci, seperti gajah sumatera, harimau sumatera, dan tapir. Sekitar 90 persen populasi gajah di wilayah tengah Sumatera berada di kawasan ini. Sementara jejak harimau masih kerap ditemui di dalam hutan.

Bersamaan dengan terjadinya konversi hutan alam menjadi tanaman industri, merebak pula konflik antara satwa liar dan penduduk di sembilan desa di tiga kecamatan sekitar hutan yang merupakan ekosistem Bukit Tigapuluh ini. Konflik ini bahkan berdampak dengan tewasnya seorang warga akibat terinjak gajah yang mengamuk saat diusir keluar dari perkebunan setempat.

Saat ini tersisa 220.000 hektar hutan produksi. Itu berarti hutan alam Jambi makin habis apabila areal untuk HTI terus dikonversi. Hutan juga akan kian habis jika aktivitas perambahan liar dibiarkan begitu saja, menjadi persoalan besar di kemudian hari. Sedikit demi sedikit, perambah dan pembalak terus menggerogoti kekayaan hutan alam Jambi.

Tanpa kita sadari, nyaris tak ada lagi hutan yang tersisa. Tidak heran apabila bencana kian menyatu dengan manusia.

Sumber : Kompas

Desember 16, 2010


KTT (COP) ke-16 Perubahan Iklim di Cancun, Meksiko akhirnya menghasilkan Kesepakatan Cancun atau Cancun Agreements yang disetujui oleh seluruh negara peserta kecuali Bolivia pada Sabtu subuh waktu setempat.

Ketika Presiden KTT ke-16 Patricia Espinosa mengesahkan Cancun Agreement di sidang pleno konferensi di Moon Palace, Cancun, Meksiko pada Sabtu dinihari, mendapat tepukan meriah dan panjang dari seluruh delegasi yang hadir.

Saat-saat pengesahan, Patricia tidak menghiraukan keberatan dari negosiator Bolivia tang terus berbicara dan bersikares bahwa pengesahan kesepakatan harus melalui konfensus.

"Peraturan dari konsensus tidak berarti kebulatan suara, dan bahkan kemungkinan kecil bahwa sebuah perwakilan mengharapkan penentuan hak veto pada rencana yang telah dicapai dengan kerja keras," kata Patricia.

Patricia mengatakan kesepakatan ini merupakan sebuah awal yang baik untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan.

"Ini bukan sebuah akhir yang dibutuhkan tetapi sebuah landasan esensial untuk membangun ambisi bersama yang lebih besar," katanya.

Cancun Agreement mengadopsi sebuah paket keputusan yang seimbang untuk semua negara yang mengatur lebih tegas arah sebuah masa depan yang rendah emisi dan mendukung aksi lebih lanjut dari penanganan perubahan iklim dari negara maju.

Sedangkan Sekretaris Badan PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) Christiana Figueres mengatakan Kesepakatan Cancun menunjukkan bahwa negara-negara bisa bekerja bersama untuk menghasilkan suatu konsensus.

"Mereka telah menunjukkan konsensus yang lahir dari proses yang transparan dan terbuka yang menguntungkan semua pihak," kata Christiana.

Dia melanjutkan kesepakatan itu menunjukkan bahwa negara-negara telah menunjukkan sinyal kuat bahawa mereka sepakat menuju masa depan yang rendah emisi dan mereka setuju aksi penurunan emisi mereka bisa dihitung dan dipertanggungjawabkan.

Cancun Agreement menyetujui sebuah inisiatif dan institusi untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan dampak perubahan iklim dan menyalurkan dana dan teknologi dari negara maju untuk membangun masa depan yang lebih berlanjut.

Para negara juga setuju untuk melakukan aksi nyata melindungi hutan-hutan di negara berkembang.

Para negara peserta juga setuju untuk melakukan pembangunan dengan tetap menjaga kenaikan tempereratur global tidak lebih dari dua derajat celcius dan mengatur jangka waktu evaluasinya.

Eleman Cancun Agreements termasuk target penurunan emisi negara-negara industri di bawah proses multilateral dan negara tersebut mengembangkan rencana pembangunan rendah karbon, strategi dan evaluasi termasuk mekanisme pasar dan pelaporan inventori secara berkala.

Sumber : Antara

Desember 14, 2010


Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi atau Conference of the Parties (COP) ke-16 Perubahan Iklim dari Badan PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Cancun Meksiko diwarnai pesimisme semua pihak akan hadirnya suatu kesepakatan mengikat untuk pengurangan emisi gas rumah kaca dan aksi menangani perubahan iklim.

Aura pesimisme memberi dampak pada acara-acara baik di dalam konferensi maupun "side event" di luar konferensi yang terkesan lebih "adem" dibanding KTT ke-15 di Kopenhagen Denmark tahun lalu yang ingar-bingar.

Aksi-aksi unjuk rasa para aktivis lingkungan pun sedikit dan hanya "itu-itu" saja, berbeda dengan aksi menarik dengan berbagai kostum yang dilakukan di Kopenhagen.

Meski KTT Iklim berjalan biasa saja, tetapi tidak dengan Jepang. Delegasi Negeri Sakura tampil mengejutkan dengan pernyataannya yang tidak mau melanjutkan komitmen kedua pengurangan emisi pascakomitmen pertama Protokol Kyoto yang habis pada 2012.

Selain Jepang, beberapa negara seperti Rusia juga ikut-ikutan tidak mau melanjutkan komitmen penurunan emisi sesuai kewajiban mereka sebagai negara maju (Annex-1) di Protokol Kyoto.

Karena sikap itu, mereka dijuluki kelompok "Kill Kyoto" oleh kalangan aktivis lingkungan.

Anggota Delegasi RI (Delri) yang juga Staf Khusus Presiden RI untuk Perubahan Iklim, Agus Purnomo mengatakan sikap Jepang menolak kelanjutan Protokol Kyoto sebenarnya telah diungkapkan sejak Pertemuan Internasional Perubahan Iklim di Tianjin China dua bulan sebelumnya.

Agus Purnomo atau kerap disapa Pungki mengatakan Jepang bersikap seperti itu karena frustrasi terhadap Amerika yang tidak kunjung meratifikasi Protokol Kyoto dan memberi komitmen untuk penurunan emisi, padahal Amerika merupakan negeri penghasil emisi terbesar di dunia setelah China.

Sikap Amerika yang tak mau berkomitmen juga disebabkan karena gagalnya "Climate Bill" disahkan oleh parlemen mereka.

Jepang beralasan pihaknya tidak mau melanjutkan komitmen karena Amerika dan negara berkembang utama seperti China, India dan Brasil tidak kunjung ikut berkomitmen mereduksi emisinya.

"Kami tak ingin mengakhiri Protokol Kyoto, cuma tidak mau ada komitmen kedua bila kelompok negara berkembang utama tidak ikut di dalamnya," kata negosiator Jepang Akira Yamada.

Jepang, bersuara keras menyatakan keberatan, dan menunjuk bahwa Protokol Kyoto hanya mencakup sekitar 30 persen emisi global karena dua penyebab polusi utama --China dan Amerika Serikat-- tidak tercakup.

Yamada mengatakan Jepang melihat Protokol Kyoto tanpa Amerika dan China bukanlah jalan yang adil dan efektif untuk mengatasi tantangan perubahan.

China tidak memiliki persyaratan sebagai negara berkembang, sementara Amerika Serikat - sendirian di antara negara kaya (Annex-I)-- menolak perjanjian tersebut.

"Ini seperti negara-negara Annex-I menjadi pemain sepak bola dan negara-negara non-Annex-I dan Amerika Serikat menonton sendirian. Namun kita bekerja dan hasilnya ... kita dikritik," kata Yamada.

"Kami ingin semua penghasil emisi utama turun ke lapangan," katanya menegaskan.

Meski Jepang bersikap keras, sampai satu hari sebelum penutupan KTT Iklim di Cancun pada Jumat (10/10), belum ada ketergerakan hati dari Amerika maupun China untuk berkomitmen terhadap emisinya sesuai harapan semua pihak.

Pasar karbon

Sikap Jepang dan Rusia untuk tidak melanjutkan komitmen dalam Protokol Kyoto berpengaruh tidak hanya dalam konferensi iklim, tetapi juga kepada negara-negara berkembang dan keberlanjutan pasar karbon.

Negara-negara berkembang termasuk Indonesia terancam tidak mendapatkan dana dari pasar karbon sukarela ("voluntary market") apabila Protokol Kyoto yang mewajibkan negara maju menurunkan emisi tidak diberlakukan kembali.

"Indonesia bisa tidak dapat dana tambahan perubahan iklim dari pasar. Hanya bisa mendapatkan dana dari bantuan jalur cepat ("fast track financing") atau pinjaman internasional dengan bunga rendah," kata Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Lingkungan Global dan Kerja Sama Internasional, Liana Bratasida di Meksiko.

Terancamnya negara berkembang karena dasar legalitas pasar karbon yaitu Protokol Kyoto terancam keberlanjutannya.

Tidak ada lagi dasar kewajiban bagi negara maju untuk mengurangi emisi karbon atau menukar kewajibannya tersebut dengan membeli karbon dari negara lain apabila Protokol Kyoto tersebut hilang tidak berlanjut.

Padahal dari kerjasama bilateral, Indonesia telah mendapatkan dan dijanjikan jutaan dolar Amerika dari Norwegia, Australia, Inggris dan Perancis.

Sedangkan Kepala Divisi Mekanisme Perdagangan Karbon, Dewan Nasional Perubahan Iklim, Dicky Edwin Hindarto mengatakan pasar karbon dunia ("voluntary market") akan kehilangan kepercayaan karena hilangnya basis legalitas tersebut.

"Untuk program yang sedang berjalan akan tetap diselesaikan, tetapi untuk program pasar karbon mendatang akan berubah nama dan bentuknya," katanya.

Menjadi penting dan urgen menunggu hasil akhir drama Jepang dan kelanjutan Protokol Kyoto di KTT ke-16 di Cancun.

Apakah Protokol Kyoto akan berlanjut dengan masa yang lebih gemilang seperti alam kota Cancun yang selalu diliputi langit biru dengan pantai pasir putih dan air laut yang hijau membiru?

Ataukah Protokol Kyoto bakal surut seperti hutan bakau di sepanjang Riviera Maya kota Cancun yang mengalami pasang surut air laut?

Dunia menunggu keberanian dan kepemimpinan dari Presiden Meksiko Felipe Calderon dan Presiden KTT ke-16 Perubahan Iklim Patricia Espinosa untuk menggiring negara-negara peserta konferensi mengambil keputusan soal Protokol Kyoto, komitmen penurunan emisi dan penanganan perubahan iklim demi menyelamatkan bumi.

Sumber : Antara

Peneliti cekungan Bandung T Bachtiar menyatakan, penambangan kapur menggunakan peledak berdaya tinggi di Karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jabar, harus dilarang karena membahayakan Gua Pawon.

"Gua itu salah satu tempat yang diusulkan menjadi cagar alam warisan dunia ke UNESCO," kata T Bachtiar melalui telepon, Minggu.

Menurut dia, harus ada campur tangan dari pemerintah setempat dan provinsi untuk melindungi kawasan pendidikan tentang ilmu bumi itu dengan membuat aturan bagi para penambang kapur yang menggunakan peledak berdaya tinggi.

"Umumnya penambang menggunakan bahan peledak jenis high explosive hanya untuk mendapatkan batu kapur dalam jumlah besar. Sebenarnya, jika para penambang terus menggunakan dinamit, tidak lama lagi Karst Citatah akan punah. Ini yang mungkin tidak pernah mereka sadari," ujarnya.

Kepala Bidang Pertambangan dan Energi pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bandung Barat Parwanto menuturkan, pihaknya belum bisa melakukan pelarangan terhadap para penambang yang masih menggunakan bahan peledak jenis itu karena belum ada aturan yang jelas.

"Wilayah yang dilarang untuk ditambang adalah Gunung Masigit dan di sekitar Gua Pawon," katanya.

Di luar kawasan itu itu boleh ditambang oleh mereka yang mengantongi izin penambangan.

"Kita harapkan suatu saat nanti ada aturan yang jelas mengenai penambang itu," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf mewacanakan perlindungan kawasan Karst Citatah lewat moratorium perizinan penambangan di Citatah.

Wagub meminta semua pihak melihat kenyataan banyak perusahaan penambangan batu di Citatah yang tidak berizin. Perusahaan yang memiliki izin pun banyak yang hanya mengandalkan pasokan batunya dari masyarakat penambang.

"Usulan moratorium itu bukan untuk menghentikan secara total kegiatan penambangan di Citatah. Kami mencoba mengajak semua pihak terkait untuk duduk bersama dan mengkaji ulang masalah perizinan penambangan di sana," katanya.

Sumber : Antara

Desember 07, 2010


LSM German Watch dan Climate Action Network (CAN) Europe mengeluarkan laporan Indeks Kinerja Perubahan Iklim yang menyebutkan Indonesia berhasil mengurangi emisi karbondioksida dengan peringkat indeks naik dari 23 pada 2010 menjadi 21 pada 2011.

"Indonesia menempati rangking yang lebih baik tahun ini yaitu rangking ke 21, berdasarkan trend emisi, tingkat emisi dan kebijakan iklim," kata Penasehat Senior German Watch, Jan Burch usai presentasi laporan "The Climate Change Performance Index" pada `side event` KTT (COP) ke-16 Perubahan Iklim di Cancun, Meksiko, Senin.

Untuk kategori negara industrialisasi baru, Indonesia berperingkat keempat terbaik setelah Brazil, India, Meksiko dan Thailand.

Sedangkan untuk kategori indeks penampilan perubahan iklim di negara ASEAN plus India, China, Jepang dan Korea, peringkat Indonesia nomor tiga besar setelah India dan Thailand.

Laporan tersebut juga menyebutkan rangking 10 negara pengemisi karbon terbesar yaitu Jerman, Inggris, India, Korea Selatan, Jepang, Rusia, Iran, Amerika, China dan Kanada.

Jan menjelaskan pihaknya meranking negara berdasarkan tiga hal utama yaitu trend emisi, tingkat emisi dan kebijakan iklim.

Emisi Karbondioksida Indonesia s/d 2007

Untuk trend emisi dengan indikator dari sektor energi, transportasi, peruahaman, industri dan perbandingan target penampilan emisi karbon.

Sedangkan tingkat emisi dilihat dari level karbondiosida per unit energi utama, dan penggunaan energi per kapita, sementara kebijakan iklim dilihat secara internasional dan nasional.

Burch mengatakan laporan German Watch ini merupakan instrumen inovatif yang meningkatkan transparansi kebijakan iklim internasional.

Dia mengatakan laporan dikeluarkan oleh German Watch dan CAN Europe dengan bantuan 190 ahli energi dan kebijakan iklim.

Penilaian berdasarkan kriteria yang distandarkan, indeks dievaluasi dan dibandingkan dari penampilan usaha-usaha perlindungan iklim dari 57 negara yang bertanggung jawab terhadap 90 persen emisi karbondioksida di dunia.

Untuk itu, Indonesia disebutkan berada pada posisi moderat atau ditengah-tengah dalam usaha mengurangi emisi karbondioksida.

Dalam laporan itu juga disebutkan secara khusus bahwa Brazil dan Indonesia dimana 80 persen emisi berasal dari penggundulan hutan, harus mengurangi emisi karbon dari sektor kehutanan dan dibantu pendanaan dari komunitas internasional.

Brazil mencatat berhasil menurunkan 50 persen emisi karbon dari sektor kehutanan dalam beberapa tahun terakhir .


Sumber : Antara
 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff