September 28, 2010




Untuk menjaga kelestarian alami kota Bandung dan sekitarnya, para pendiri kota Bandung mendirikan “ Bandoengsche Comite tot Natuurbescherming “ (Komite Bagi Perlindungan Alam di Bandung ). Komite ini didirikan tahun 1917 diketuai oleh Dr. W. Docters van Leewen dan anggota yang menjadi pengurusnya adalah K.A.R. Basccha, F.W.R. Diemont, P. Holten dan W.H. Hoogland.

Pada saat itu komite telah merencanakan, konservasi seluruh areal Bandung Utara, khususnya daerah sekitar air terjun Curug Dago dengan nama “ Soenda Openlucht Museum “ atau Museum alam terbuka sunda salah satu peninggalan komite tersebut yang masih tersisa adalah “ Huize Dago “ yang sekarang lebih dikenal dengan “ Dago Thee Huis “.

Di arel Soenda Openlucht Museum terdapat curug / air terjun Curug Dago. Curug Dago ini merupakan salah satu curugan / air terjun yang ada pada aliran sungai Cikapundung. Sungai yang membelah kota Bandung, berada pada ketinggian 650-2.067 m dpl merupakan sub-DAS Citarum, luasnya 15.386,5 ha. Sungai ini hulunya di Bukit Tunggul dan bermuara di Citarum. Hulu sungai cikapundung terletak antara kecamatan Lembang dan Kecamatan Cilengkrang. Dari kawasan utara menuju selatan yang bermuara di Citarum.

Kenapa curug Dago menjadi salah satu curug / air terjun yang istimewa? selain orang – orang Belanda pada jaman Hindia – Belanda. Raja Rama V (Raja Chulalongkorn) dari Thailand, salah satu Raja Siam terbesar, juga sempat medatangi Curug / air terjun tersebut, bedanya kalau orang-orang Belanda datang ke Curug Dago hanya untuk bertamasya dan berfoto tetapi Raja Thailand yang dulu dikenal dengan kerajaan Shiam ini pertama kali berkunjung ke Curug Dago pada 1896. Beliau mendatangi Curug Dago ini lebih kearah spiritual, Curug Dago mejadi salah satu tempat semedi Raja Thailand tersebut,.

Raja Rama V kembali ke Thailand dengan kenangan yang indah. Pada 1901 ia kembali lagi, lalu mengukir tanda tangannya pada sebuah batu di Curug Dago sebagai bentuk kekagumannya pada tempat itu. Pada 1929, Raja Rama VII (Pangeran Prajatthipok Paramintara) mengikuti jejak ayahnya. Batu yang ditandatangani itu kini masih berada di Curug dago dan dilindungi oleh Sala Thai (Rumah Thai). Bangunan bercat merah khas Thailand berukuran sekitar 2x2 meter itu berjumlah dua buah berada di pinggir Curug Dago.

Di kota Bandung sendiri Pangeran Paribatra, kerabat Raja Siam, pernah mendirikan villa "Dahapati" di Jl. Cipaganti. tepatnya daerah POM bensin Cipaganti dan sebelum menjadi POM bensin dulu areal tersebut dikenal dengan taman atau bunderan Shiam Siem.

Menurut S.A. Reitsma dan W.H. Hoogland dalam bukunya Gids Van Bandoeng En Omstrcken1922 kedua temuan prasasti tersebut erat kaitannya dengan kunjungan keluarga Kerajaan Siam (Tailand) ke Bandung, Raja Chulalongkorn dan Pangeran Prajatthipok Paramintara yang masing-masing merupakan raja ke V dan VII dari Dinasti Chakri. tujuan penulisan kedua prasasti di Curug Dago yang memuat nama kedua nama raja dan pangeran itu menjadi jelas yaitu merupakan penghormatan terhadap ke dua tokoh tersebut, lengkap dengan penulisan inisial, angka tahun serta catatan usia kedua tokoh. Memang ada tradisi yang menyatakan bahwa pada umumnya apabila seseorang raja Thai menemukan tempat panorama yang indah, maka biasanya di tempat tersebut sang raja melakukan semadhi dan kadangkala menuliskan nama atau hal lainnya yang dianggap penting. Sekaligus merupakan kenangan dan pengakuan atas kekeramatan/kesucian tempat tersebut.

Kalau kita datang ke Curug Dago mungkin kita tidak akan begitu nyaman berada disana padahal kalau kita lihat buku daftar tamu yang datang banyak juga orang asing dan khususnya banyak orang Thailand yang datang melancong ke sana. Sangat disayangkan kalau salah satu aset Pariwisata Kota Bandung ini tidak terperhatikan dan terbengkalai.

# Deni Rahadian #
Sumber:
Haryoto Kunto/Bandoeng Tempo Doeloe & Semerbak bungan di Bandung Raya

September 27, 2010



" Keberhasilan suatu petualangan apapun yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri "

" Jelajahilah seluruh pelosok negerimu, dan kembalilah pulang ke rumah dengan selamat ".


Pengertian survival sebenarnya sangat luas, kondisi survival dapat terjadi dimana saja, tidak hanya terjadi di laut, di gunung atau di hutan saja juga tidak tergantung lamanya waktu yang mungkin diperlukan oleh seorang survivor untuk terus bertahan hidup. Semua tindakan yang dilakukan untuk tetap bertahan hidup pada keadaan darurat disebut survival, dan satu sama lain tentu saja akan berbeda prioritasnya.


PSIKOLOGI DALAM SURVIVAL
Dalam keadaan darurat, kesiapan fisik dan kekuatan mental merupakan kunci keberhasilan atau kegagalan bagi seorang survivor untuk bertahan hidup.
Pada kondisi sepert itu seorang survivor dihadapkan pada dua pilihan, yaitu bertahan hidup atau mati....
Kebutuhan yang paling penting dalam survival adalah segera menerima kenyataan tentang kondisi dan situasi yang terjadi, dan segeralah bertindak.
Untuk menghadapi hal tersebut, informasi pengetahuan tentang survival sangatlah penting dalam menambah keyakinan diri.

Survival adalah kondisi yang lebih memerlukan kekuatan jiwa. Hidup seorang survivor tergantung pada dirinya sendiri, karena kemauan yang besar untuk tetap hidup akan mendorong seorang survivor bertindak tenang dan sabar agar dapat keluar dari kemelut yang dialaminya.
Pada kondisi dan situasi survival, seorang survivor akan dihadapkan pada kondisis-kondisi yang membuatnya stress. Dalam hal itu musuh utama seorang survivor adalah perasaan takut dan panik.
Survival merupakan suatu rangkaian perasaan. Saat kita menyadari dalam kondisi genting, konsentrasilah terhadap ketidakramahan dan sesuatu hal yang tidak kita ketahui. Jadi yang pertama harus diingat adalah ‘jangan takut dan panik’ agar kita bisa mengontrol bagaimana berusaha dan bertahan dalam kondisi yang tidak diinginkan itu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAN KONDISI SURVIVAL
Diantaranya adalah : rasa takut, sakit, dingin, haus, lapar, kelelahan, kebosanan dan kesepian.

PRIORITAS DALAM MENGHADAPI KONDISI SURVIVAL.
1. Periksa atau awasi diri dan teman seperjalanan.
2. Jika mendapat cedera apapun bentuknya berikan perlakuan P3K.
3. Siapkan dan kumpulkan perlengkapan survival dan perlengkapan yang berguna
lainnya untuk membuat sinyal-sinyal darurat.
4. Cari dan hematlah air minum.
5. Membuat perlindungan / bivak.
6. Pakailah pakaian yang tepat, lindungi diri sendiri.
7. Mencari dan menghemat makanan’
8. Buatlah perapian
9. Tenangkan diri, rumuskan rencana yang akan diperbuat.
10. Jika memang diperlukan, persiapkanlah perjalanan,


" Keberhasilan suatu petualangan apapun yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri "
" Jelajahilah seluruh pelosok negerimu, dan kembalilah pulang ke rumah dengan selamat ".

(Djukardi 'Bongkeng' Adriana. Beliau salah satu Anggota senior Wanadri (Instruktur & penggiat) di bidang GUNUNG-HUTAN)

Thanks to Deni Rahadian (HNG)


September 26, 2010

setelah kurang lebih 2 bulan "ngonthel" putar - putar di kota gudeg , saya menemukkan beberapa rutinitas menarik dari para goweserr jogja, silahkan dibaca - baca......

# Trek Kaliurang - Pakem - Kaliwedas


Kalau di Bandung ada jalan Dago yang tiap sabtu dan minggu diramaikan oleh para goweser seantero Bandung,nah kalau di Jogja saya menemukan jalan Kaliurang. Jalan Kaliurang termasuk lumayan menantang dibandingkan jalan lain di Jogjakarta yang kebanyakan konturnya flat. Jalan Kaliurang membentang dari selatan UGM sampai ke utara km.25 yang merupakan wilayah kaki Gunung Merapi. Jalan ini akan mulai diserbu para goweser di setiap sabtu dan minggu pagi. Dan tujuan pertama mereka adalah Pakem.

Minggu tanggal 19 September saya diajak teman - teman Bike to campus Jogja untuk bersepeda ke Pakem. Biasa kalau ditantang yang seperti ini tanpa pikir panjang saya bilang sanggup, padahal tahu medan aja tidak. Ternyata Pakem itu wilayah di jl. Kaliurang km.15 tempat kumpulnya para pesepeda setiap sabtu dan minggu mungkin kalau di Bandung Warban. Kami kumpul di bunderan UGM lalu sekitar pk. 05.30 bersama-sama mengayuh menuju Pakem. Rombongan bertambah ramai ketika bertemu dengan kawan - kawan kami yang sudah menunggu di Jakal bawah. Di Perjalanan banyak sekali para pesepeda yang juga gowes ke atas benar rasanya seperti sabtu pagi di Dago. Jalan di Jogja memang menyenangkan untuk bersepeda jalannya bagus dan sepi kalau dibandingkan Bandung atau Jakarta. Medan jalannya sendiri tidak terlalu nanjak dari awal km.0 - km.10. Nah mulai atur dealeur dan otot betis itu di km.10 ke atas. Pemandangan yang luar biasa terlihat sepanjang perjalanan yaitu tampak gagah di depan Puncak Merapi yang mengeluarkan kepulan asapnya tampak menantang untuk didaki kembali. Rasanya ingin ku gowes sepeda ini sampai Puncak Merapi tapi apa daya betis ra kuat.



Sekitar kurang lebih sejam dengan panjang rute 15 km akhirnya tibalah kami di Pakem tepatnya di sebelah barat pasar. Disana sudah banyak pesepeda yang duluan sampai kelihatanya mereka naik dari subuh. Di sini ada warung yang jadi langganan para pesepeda, kami tinggal ambil teh hangat yang sudah disediakan di gelas - gelas dan berbagai gorengan dan jajanan pasar yang siap disantap. Kalau mau sarapan nasi atau bubur tinggal pesan saja ke mbaknya tapi sayangnya gag ada bandrek. Kalau dipikir - pikir inti dari setiap trip gowes itu selalu gowes, ngobrol,dan kuliner.

Di Pakem itulah ada beberapa sepeda yang meneruskan perjalanan ke atas. Ternyata mereka menuju Kaliadem, Kaliadem dikenal dengan track offroadnya baik crosscountry atau all-mountain. Saya sendiri belum pernah kesana jadi belum bisa cerita banyak. Kalau tidak salah track kaliwedas ada artikelnya di Ride Bike Indonesia edisi bulan kemarin. Dari kisah teman yang sudah sampai kaliwedas memisalkan dari kaliurang bawah ada 200 sepeda yang bertahan sampai kaliwedas hanya ada 10 sepeda. Sayang karena kesepakatan rombongan untuk finis di Pakem jadi belum bisa merasakan jalur Kaliwedas.



Setelah puas istirahat kami bergerak turun mengambil jalur de
sa - desa dan kebun penduduk tracknya light crosscountry dan pastinya tak lupa berfoto ria. Sekitar pukul 10.00 kami sudah tiba di kota dan berpisah. Ayo Sidaacuta Bike Community kalau ke Yogyakarta wajib ke Pakem - Kaliwedas.

#Jogja Last Friday Ride

Ya itu adalah sebuah gerakan bersepeda di Jogjakarta y
ang konsepnya mengumpulkan semua jenis komunitas sepeda yang ada di Jogjakarta untuk berkumpul, sharing, dan gowes bareng keliling kota. Gerakan ini sudah dilaksanakan 5 kali dan selalu mengambil waktu setiap sore di jumat terakhir tiap bulan. Tercetusnya ide Jogja Last Friday Ride adalah dari menyebarkan semangat bersepeda tok tanpa ada embel-embel "Dari komunitas mana?". Semua ada dari yang tua, muda, pria,wanita ,anak-anak.Di sini muncul juga berbagai jenis sepeda MTB,onthel,sepeda tinggi ( > 2meter,saya baru liat di jogja), roadbike, fixie, fold bike, bahkan sepeda ibu2 yang ada keranjang didepanya juga ikut kumpul tapi disini tidak ada yang peduli semua jenis itu yang kami kenal adalah sepeda.

Rangkaian acara ini diawali dengan kumpul di lapangan Kridosono sekitar pukul 4 sore, biasanya teman -teman komunitas sepeda diundang dan digembar-gembor via internet, sms, dan lewat percakapan dari sesama goweser. Maka terkumpulah berpuluh - puluh sepeda dari penjuru Jogjakarta. Sembari menunggu teman goweser lainya, kami saling tegur sapa saling berkenalan dan mengobrol pasti pembicaraan tak jauh dari sepeda. Setelah 5 sore lebih salah satu jejenglotnya mulai bersuara untuk menentukkan jalur gowes, memberi wejangan, dan memberi semangat.

Saatnya bergowesss!! Di Perjalanan tak ada yang kebut - kebutan berbeda dari Fun bike yang saya ikuti "waktu itu". Semuanya satu misi menyebarkan virus bersepeda. Biasanya gowes kurang lebih 1 - 2 jam berputar mengelilingi jalan raya jogja dan paling asyik ketika masuk gang2 keraton. Beda dengan Fun-bike atau sejenisnya gerakan ini sukarela dan spontan terkadang ada juga yang ikut gabung dalam perjalanan.Dalam perjalanan saking banyaknya sepeda sehingga rasanya jalan milik sepeda.


Kerlap - kerlip lampu sepeda menghiasi jalanan, serombongan para pes
epeda memancing perhatian orang - orang di pinggir jalan untuk menoleh. Semuanya gembira dan santai, saking santainya dalam perjalanan kami sembari bercanda,mengobrol sampai tukeran no telepon. Akhir perjalanan selalu di titik 0 Jogjakarta yaitu di selatan jalan Malioboro. Disitulah semua sepeda tumplek - plek sehingga menarik mata para wisatawan yang ada di malioboro. Biasanya ada games- games dan doorprize sederhana untuk menghangatkan suasana. Sekitar pukul 7 malam rangkaian acara ditutup dengan foto bersama dan selanjutnya acara bebas. Kalau saya sendiri biasanya pilih di angkringan dan wisata kuliner bersama teman - teman Bike to Campus.

Dari Gerakan ini diharapkan selain menjadi wadah berbagi dan sharing para goweser juga muncul kesadaran bersepeda
dari masyarakat. Setelah saya 2 kali ikut kegiatan ini terasa begitu menyenangkan bisa bertemu banyak pengguna sepeda.

follow : @Friday_Ride

Poko'e YOU'LL NEVER BIKE ALONE!!
Theodorus Bayu Pratama (BNP)
26/9/10 Jogja

September 25, 2010



Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan, perambahan hutan hingga kini masih berlangsung di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Riau yang mengancam keberadaan hutan konservasi di provinsi itu.

Tercatat sekitar 30 persen atau seluas 28.000 hektare lebih dari luas total 83.000 hektare kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo kini berada dalam kondisi yang rusak akibat dirambah, dan sebagian di antaranya beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.

"Saya tadi menemukan kerusakan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, untuk itu saya meminta bantuan aparat hukum untuk menangkap pelaku perambahan hutan konservasi itu," tegas Zulkifli Hasan, di Kantor Gubernur Riau, di Pekanbaru, Kamis.

Taman Nasional Tesso Nilo yang terletak di Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Indragiri Hulu, merupakan salah satu dari tiga kawasan hutan yang ditinjau menhut beserta rombongan menggunakan helikopter dalam kunjungan kerja sehari di Riau.

Dalam kunjungan kerja sehari yang dirangkaikan dengan peluncuran Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Tasik Besar Serkap terhadap kawasan hutan Semenanjung Kampar, menhut juga menjelaskan bahwa penegakan hukum di taman nasional bukan berarti menekan masyarakat.


Sebab kerusakan yang terjadi di lahan konservasi itu masih terus terjadi dan Kementerian Kehutanan memiliki personel yang terbatas dalam mengawasi area lahan yang masih menjadi habitat Gajah Sumatra dan perlintasan Harimau Sumatra.

Pada acara yang dihadiri Wakapolda Riau beserta unsur Muspida Provinsi Riau itu, menteri juga berharap dukungan semua pihak terutama jajaran Polda Riau bisa mendukung upaya-upaya penegakkan hukum yang dilakukan secara bersama.

"Jadi sekali lagi pak wakapolda, penegakan hukum yang kita lakukan bukan bermaksud menekan masyarakat setempat. Tetapi jika ada satu atau dua orang yang membakar lahan, maka harus ditangkap dan mohon didukung," jelasnya.

Menhut juga berharap Tesso Nilo harus benar-benar dikembalikan ke peruntukkannya yakni menjadi taman nasional sehingga nantinya bisa dikelola menjadi pariwisata unggulan di Provinsi Riau.

"Jadi Tesso Nilo nantinya bisa mendatangkan uang dari mereka yang melakukan wisata alan dan menjadi kebanggaan serta merubah citra Riau yang selama ini dikenal selalu merusak lingkungan," katanya.

Kalangan penggiat lingkungan di Riau, menyambut baik pernyataan menhut tersebut karena dewasa isu-isu kerusakan lingkungan di Taman Nasional Tesso Nilo selalu kalah dengan isu-isu lingkungan lain.

"Kita menyambut positif pernyataan menhut yang segera melakukan penegakkan hukum di Tesso Nilo, semoga dapat direalisasikan sehingga kawasan konservasi memang dapat dilindungi dengan sebaik mungkin," ujar Humas WWF Riau, Syamsidar.

Taman Nasional Tesso Nilo merupakan salah satu kawasan blok hutan tropis dataran rendah yang masih tersisa di Pulau Sumatera, dan merupakan habitat bagi hewan-hewan langka yang dilindungi seperti gajah dan harimau.

Penelitian terakhir menyebutkan di kawasan itu juga terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia.



Sumber : Antara
Kredit Foto : Greenpeace, WWFsavesumatra
Kredit Peta : WWF
oleh : Djukardi 'Bongkeng' Adriana

SAR adalah merupakan singkatan dari Search And Rescue, dengan demikian maksud dan tujuan dari misi SAR adalah mencari dan menolong. Secara spesifik lagi SAR dapat didefinisikan sebagai pengarahan personal dan fasilitas yang tersedia didalam memberikan pertolongan kepada manusia atau sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan celaka atau distress dilokasi yang terisolir.


Dalam Misi SAR, baik struktur organisasinya maupun pola pencariannya, sangat tergantung dari kondisi pada saat keadaan darurat itu berlangsung. Misalnya, jumlah orang atau personal yang berperan, akan tergantung pada banyaknya tenaga yang dibutuhkan dan fasilitas SAR yang tersedia dilapangan. Disamping itu masih harus diperhitungkan luas dan kerawanan area Pencarian berdasarkan letak geografisnya.

Pada dasarnya misi SAR itu merupakan bentuk kegiatan insidental yang menyangkut keselamatan jiwa para survivor yang sedang dalam keadaan distress, jadi dalam pelaksanaannya diperlukan adanya suatu system kerja yang tidak hanya sekedar serba cepat, tapi juga perhitungan-perhitungan yang matang dan pengoperasian yang efektif, serta hal-hal lain guna menyelamatkan jiwa sebanyak dan sedini mungkin.

Maka dengan demikian bila hal kesiapan dari suatu perencanaannya bisa berjalan dengan baik, misi itu dapat terhindar atau paling tidak menekan sekecil mungkin kesalahan-kesalahan yang akan mengakibatkan keterlambatan penemuan survivor. Jadi motto dasar dari suatu operasi SAR adalah pergerakan yang cepat dan tepat, cermat, dan cekatan (3 C) serta tanggap saat dalam melakukan misi kegiatan itu.

Dalam kegiatannya belakangan ini misi SAR tidak hanya diikuti oleh personal-personal khusus / spesialis ataupun propesional di bidangnya, tapi juga diikuti oleh tenaga-tenaga amatir yang pada umumnya dari kalangan kelompok Pencinta Alam atau Pendaki Gunung yang datang secara sukarela untuk menyumbangkan tenaganya walaupun niat tulus itu tanpa didasari oleh pengetahuan SAR yang mendasar.


Sekarang dapat kita lihat frekuensi operasi-operasi SAR yang pernah dilaksanakan.
Dari seluruh operasi SAR tersebut satu hal yang sangat menarik perhatian adalah adanya partisipasi yang spontan diberikan oleh para penggiat kegiatan di alam terbuka yang turut aktif dalam setiap kegiatan SAR atau misi kemanusiann lainnya seperti penanggulangan bencana alam dsb.

Dalam kebersamaan beraktivitas didalam misi kemanusiaan saat itu dan atas rasa kemanusiaan serta kesetiakawanan dan juga tanggung jawab moral, tanpa disadari tumbuh semacam kode etik untuk saling bahu-membahu dalam menolong sesama yang sedang mengalami musibah itu.

Di mana untuk hal tersebut tentunya sangat menggembirakan, namun juga, sangat disayangkan karena kebanyakan inisiatif niat tulus dari para penggiat kegiatan di alam terbuka ( Pencinta alam / pendaki gunung ) itu tidak selalu memberikan hasil yang maksimal.

Hal seperti itu mungkin karena disebabkan adanya suatu keterbatasan kurangnya wawasan pengetahuan dan persepsi tentang SAR itu sendiri dari personal yang terlibat.
Dan masih banyak yang kita ketahui tentang kelemahan dan kekurangan yang diketahui dilapangan, dimana personal tim yang tergabung didalam misi SAR itu masih banyak yang tidak menguasai teknik peta – kompas Gunung Hutan dan skill lainnya yang seharusnya dikuasai oleh seorang personil SAR.


Kesimpulannya,
Bagi seorang ground unit atau personil SAR sudah suatu keharusan dan mutlak untuk menguasai materi Teknik Hidup di Alam Terbuka itu , khususnya penguasaan pengetahuan Navigasi Darat / IMPK ( Ilmu Medan Peta – Kompas ), Teknik Pencarian dalam misi SAR dan penguasaan pengetahuan tentang medis / PPGD ( Pertolongan Pertama Gawat Darurat ) yang tentunya berhubungan erat dengan masalah Rescue.

(Djukardi 'Bongkeng' Adriana. Beliau salah satu Anggota senior Wanadri (Instruktur & penggiat) di bidang GUNUNG-HUTAN)

Thanks to Deni Rahadian (HNG)


Kredit Foto : Google

September 22, 2010



Lapisan ozon tidak lagi menghilang dan kembali menebal ke kekuatan penuh pada pertengahan abad ini, para ilmuwan PBB mengkonfirmasi.

Penghapusan 100 zat setahap demi tahap dalam produk seperti kulkas dan aerosol telah menhentikan lapisan ozon yang menipis, meskipun belum meningkat, menurut laporan PBB yang baru dirilis minggu lalu.

Dan penelitian itu sebagai upaya internasional untuk melindungi lapisan ozon yang telah mengalihkan jutaan kasus kanker kulit di seluruh dunia.

Lapisan ozon di luar daerah kutub diproyeksikan pulih kembali pada 2048, meskipun lubang ozon pada musim semi di atas Antartika tidak akan pulih hingga 2073.

Ozon yang berada pada lapisan stratosfir penting karena menyerap sebagian radiasi berbahaya ultraviolet Matahari.

Laporan, yang diterbitkan oleh UNEP dan World Meteorological Organization (WMO) PBB adalah komprehensif pertama yang diperbarui dalam empat tahun di Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon dan Protokol Montreal yang menghentikan setahap demi tahan bahan kimia yang mempercepat kerusakan lapisan ozon dan perubahan iklim.

"(Protokol) itu melindungi lapisan ozon stratosfir dari tingkat yang jauh lebih tinggi dari deplesi dengan menghentikan produksi dan konsumsi lapisan ozon," kata laporan itu.

Laporan itu ditulis dan dikaji oleh 300 ilmuwan yang diluncurkan pada Hari Internasional PBB untuk Pelestarian Lapisan Ozon.

Mengingat banyak zat yang menguras lapisan ozon termasuk gas rumah kaca, Protokol Montreal dapat mengurangi perubahan iklim," katanya.

Pada 2010, pengurangan zat deplesi ozon sebagai keputusan dari Protokol, lima kali lebih besar dari yang ditargetkan oleh Protokol Kyoto, perjanjian pengurangan emisi rumah kaca.


'Tanpa Protokol Montreal dan asosiasi Konvensi Wina tingkat zat deplesi ozon dapat naik sepuluh kali lipat pada 2050," kata Mr Steiner.

"Hal ini pada waktunya dapat menyebabkan 20 juta lebih kasus kanker kulit dan 130 juta lebih kasus katarak mata, tidak berbicara tentang kerusakan pada sistem kekebalan tubuh manusia, satwa liar dan pertanian."

Sumber : Antara

September 21, 2010

oleh : Djukardi 'Bongkeng' Adriana

BIOLOGI PRAKTIS

BIOLOGI adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mahluk hidup dan kehidupan. Untuk para Pencinta Alam / Pendaki Gunung yang suka melakukan kegiatan atau berativitas di alam terbuka, khususnya yang sering melakukan petualangan penjelajahan hutan atau pendakian gunung, pengetahuan ini penting untuk dipahami karena sangat berhubungan dengan pengetahuan jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendukung pada saat kondisi darurat.


Pengetahuan Biologi merupakan bagian dari pengetahuan ‘Mempertahankan Hidup’ atau yang dikenal dengan Survival, dan apabila ilmu Biologi ini dimanfaatkan secara bijaksana oleh orang-orang yang memahaminya akan memberikan suatu keuntungan yang tidak kecil, apalagi bila pemanfaatannya dilakukan pada saat dalam keadaan kondisi darurat saja. Yang dimaksud secara bijaksana di sini adalah pemanfaatan hanya dalam kondisi keadaan terdesak, dan atau saat melakukan penelitian, serta untuk kepentingan pengenalan sebagai alat peraga pada suasana pelatihan atau pendidikan, tanpa harus merusak atau mengeksplotasi secara berlebihan dan tetap harus mengacu pada kaidah konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.

Penggunaan biologi secara bijaksana saat dalam keadaan kondisi darurat, dikenal dengan ‘Biologi Praktis’ , yang diantaranya mencakup masalah tentang :
• Tumbuhan sebagai sumber makanan
• Tumbuhan sebagai bahan obat
• Tumbuhan beracun
• Satwa liar sebagai makanan
• Petunjuk arah angin
• Petunjuk arah mata angin
• Indikator daerah berair dan cara mendapatkan air
• Bivoac / Perlindungan


TUMBUHAN SEBAGAI SUMBER MAKANAN

Kegunaan tumbuhan bagi manusia diantaranya adalah sebagai bahan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Selain itu beberapa jenis tumbuhan dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, dan juga dalam kepentingan upacara-upacara keagamaan, serta dalam dunia kedokteran dipakai sebagai bahan pembius.

Di dunia terdapat ratusan ribu jenis tumbuhan liar, dan sebagian besar dari jumlah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai makanan secara potensial, meskipun dari beberapa jenis tumbuhan ada yang mempunyai rasa kurang enak atau mungkin tidak enak sama sekali daripada tumbuhan yang lainnya. Dalam situasi dan kondisi survival bagi penggiat alam terbuka yang terkena musibah / tersesat dan kehabisan makanan di hutan, tumbuhan liar dan tumbuhan makanan satwa mungkin merupakan alternative lain sumber makanan.

Jumlah jenis tumbuhan hutan akan lebih banyak dan lebih mudah ditemukan daripada untuk menemukan satwa, sehingga tumbuhan akan lebih efisien utnuk dikomsumsi dibandingkan dengan satwa. Tetapi untuk keperluan tersebut diperlukan adanya pengetahuan cara praktis dalam mengenal tumbuhan liar yang dapat dimanfaatkan, mana yang dapat dimakan dan mana yang beracun dan di tempat seperti apa tempat tumbuhnya serta bagaimana cara memanfaatkannya.

Makanan yang berasal dari tumbuhan liar di hutan merupakan makanan yang baik karena rata-rata mengandung vitamin dan mineral yang tinggi. Daun tumbuhan yang masih segar merupakan sumber sayuran hijau. Buah-buahan segar dari tumbuhan liar di hutan yang dapat dimakan biasanya memenuhi / mengandung bahan kebutuhan air. Secara umum hampir semua bagian organ tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Walaupun memerlukan pengetahuan khusus, namun tumbuhan yang dapat dikonsumsi biasanya dapat dikenali dengan mudah. Salah satu cara diantaranya adalah mengenali warna tumbuhan itu, warna tumbuhan yang hijau dan tidak menyolok biasanya dapat dimakan, walau dengan demikian harus diuji terlebih dahulu dengan mencicipi tumbuhan tersebut. Sebagai indikator, diantaranya ; tumbuhan daun yang masih muda ( pucuk / tunas ), rasa tidak pahit, tidak berbau busuk, tidak berlendir, tumbuhan yang tidak mengandung getah, tumbuhan tidak berbulu, dan tidak menghasilkan cairan yang berwarna.

Untuk menguji suatu bagian tumbuhan, misalnya daun, sebaiknya dicoba digosokkan ke bagian kulit yang sensitive. Apabila terjadi rasa gatal dikulit, kulit merah atau iritasi hentikan segera. Apabila tidak terjadi dengan hal itu, selanjutnya coba sedikit dicicipi dimakan dan dirasa pada ujung lidah, tunggu beberapa menit apakah ujung lidah merasa gatal, kalau tidak ada reaksi apapun berarti tumbuhan tersebut dapat dimakan.

Tetapi untuk lebih amannya sebelum mengkonsumsi tumbuhan yang dapat dimakan khususnya daun-daunan, akan lebih baik dimasak atau direbus terlebih dahulu sebelum memakannya. Dan sebaiknya lagi untuk memperbanyak pemanfaatan dari aneka jenis tumbuhan yang akan dikonsumsi, hindari memakan satu jenis dalam jumlah banyak dari tumbuhan itu.


Cara lain untuk mengetahui apakah tumbuhan dapat dimakan adalah melalui ciri-ciri tumbuhan yang biasa dimakan oleh satwa, sebagai indikator ; memperhatikan satwa, seperti mamalia atau unggas / burung. Perhatikan sisa-sisa makanan satwa yang berceceran di lantai hutan, melalui hal tersebut akan dapat mengetahui bagian tumbuhan mana yang dimakannya, Contoh lain misalnya burung yang memakan buah Cantigi ( Vaccinium varingiaefolium ) hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar buah Cantigi tersebut tidak berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia ( namun hal ini tidak mutlak ! ). Untuk informasi lainnya dalam pengenalan tumbuhan survival adalah pengetahuan tentang musim berbunga atau berbuah serta penyebarannya, karena beberapa bagian dari tumbuhan hanya dapat dimanfaatkan pada musim-musim tertentu saja.

TUMBUHAN SEBAGAI SUMBER BAHAN OBAT

Sejak ribuan tahun dan berabad-abad lamanya, tumbuhan telah digunakan untuk sebagai obat-obatan oleh manusia, baik itu tumbuhan herba, semak maupun pohon. Beberapa bahan obat-obatan misalnya Jamu yang sudah dikenal sejak jaman nenek moyang kita, adalah terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan yang terutamanya dari organ akar, serta untuk infuse bahan makanan lebih banyak mempergunakan organ daun dan bunga.

Sebagian tumbuhan tropika diketahui mempunyai potensi besar sebagai bahan dasar obat-obatan dan mempunyai penyebaran sangat luas, walau beberapa diantaranya diketahui mempunyai penyebaran yang kecil sehingga hanya dapat ditemui di daerah-daerah yang terpencil dan terlindung.
Untuk hal tersebut diatas, adalah sesuatu yang penting dan perlu dipelajari serta diketahui oleh para penggemar kegiatan di alam terbuka, karena wawasan pengetahuan ini berkepentingan dengan masalah survival, dimana mungkin pada saat keadaan tertentu misalanya kita tersesat kehabisan atau tidak dilengkapi dengan obat-obatan, kita dapat memanfaatkan tumbuhan yang mengandung obat-obatan, seperti antara lain :


• Babadotan ( Ageratum conyzoides ) Musa sp., Euphorbia pulcherima, dapat dimanfaatkan untuk mengobati luka.
• Pacing ( Costus speciosus ) getah tangkai pohonnya dapat menghilangkan gatal-gatal di kulit, karena terkena bulu daun Pulus (Laportea stimulans ) atau terkena bulu ulat.
• Benying ( Ficus fistulosa ) Famili : Moraceae, daun mudanya dapat dimakan, kulit batabg pohonnya dapat digunakan untuk obat malaria dan disentri, akar yang mudanya dapat digunakan untuk obat batuk rejan dan buahnya dapat digunakan melembabkan kulit.
Untuk membahas tumbuhan obat keberadaannya begitau banyak, tapi satu hal yang harus kita ketahui adalah wawasan pengetahuan tentang ‘Biologi Praktis’.


TUMBUHAN BERACUN

Selain bermanfaat, beberapa tumbuhan juga diketahui berbahaya yaitu dapat menimbulkan iritasi atau keracunan. Tumbuhan beracun dapat pula dikenali dari penampakan luar seperti warna organ tumbuhan, bentuk organ, permukaan organ dan ada tidaknya lender. Bentuk daun yang segi tiga dan warna buah yang menyolok yang jarang didekati satwa liar dapat dipakai patokan bahwa tumbuhan iti beracun. Daun yang berwarna ungu kebiruan mungkin sekali mengandung cyanide , ada juga getah dari spesies tumbuhan yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit bila disentuh langsung, bahkan bias menyebabkan kelumpuhan seperti pada getah Rengas ( Gluta renghas ).

Golongan Jamur pada umumnya beracun apabila dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu. Pedoman umum yang digunakan untuk mengenali Jamur yang dapat dimakan, antara lain : tidak berwarna menyolok, tidak bercahaya, tidak memiliki gelang pada tangkainya, tidak berbau memuakkan, dan dapat diketahui pada saat sedang dimasak, apabila waktu dimasak tidak terjadi perubahan warna pada air atau bahan yang dimasak bersamaan ( misal nasi ) serta tidak memberi efek warna hitam bila disentuhkan pada benda perak. Namun pedoman seperti itu sebenarnya terkadang masih diragukan dan sangat berbahaya, banyak juga jamur yang mempunyai cirri-ciri seperti tersebut diatas justru mengandung racun. Untuk menghindari keraguan dalam memanfaatkan tumbuhan jamur, dianjurkan sebaiknya tidak mengkonsumsinya karena sulit untuk membedakan jenis yang dapat dimakan dan jenis yang beracun, kecuali bagi yang sudah ahli. Selain itu, kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pilihan jamur yang paling aman adalah Jamur Kuping, jamur ini mudah dikenali dan tumbuh di kayu-kayu atau batang pohon yang sudah lapuk dan lembab.

Adakalanya juga bagian tumbuhan seperti buah yang beracun bagi manusia, ternyata tidak beracun untuk satwa seperti mamalia besar dan burung. Hal ini menunjukkan bahwa bukanlah suatu pedoman apabila bagian tumbuhan yang dapat dimakan oleh satwa dapat pula dimakan oleh manusia, meskipun pada beberapa jenis tumbuhan hal ini berlaku.

Ada pula jenis racun tumbuhan yang dimanfaatkan oleh sebagian orang-orang untuk berkepentingan lain, seperti :
Racun akar tumbuhan Tuba dan Peron ( Anamirta cocculus ) banyak digunakan oleh orang-orang dimanfaatkan untuk meracuni ikan di sungai, dan getah pohon Upas ( Antiaris toxicaria ) untuk racun pada mata anak panah atau ujung tombak yang banyak dipake oleh orang Dayak di Kalimantan dan orang-orang pedalaman Papua.

Berdasarkan hal tersebut di atas, secara praktis dapat diambil batasan bahwa hampir semua tumbuhan dapat dimakan kecuali tumbuhan dengan criteria seperti tersebut ini
1. Tumbuhan berbulu.
Contoh : Pulus ( Laportea stimulans )
2. Tumbuhan bergetah lengket / putih seperti gelatin.
Contoh : Pinus sp, Rengas ( Gluta renghas )
3. Tumbuhan berorgan / beraroma menyolok.
Contoh : Pratia Montana.
4. Jamur bercincin.
Contoh : Amanita muscaria.


SATWA LIAR SEBAGAI MAKANAN

Manusia memanfaatkan satwa liar sejak jaman dahulu kala, mulai dari daging, kulit, lemak / minyak, tanduk, tulang maupun bulunya. Dalam biologi praktis, satwa liar selain digunakan untuk melihat tanda-tanda alam berdasarkan sifat-sifat ekologisnya, juga dapat digunakan sebagai bahan makanan darurat. Tetapi selain untuk tujuan dalam keadaan darurat ( survival ), sebaiknya kita tidak menggunakan satwa liar untuk tujuan tercela seperti berburu secara illegal, baik untuk sekedar iseng atau sebagai satwa peliharaan, apalagi menjual belikan satwa liar yang dilindungi oleh Undang-undang.

Pada dasarnya hampir semua jenis satwa mamalia dapat dimakan, misal Bajing, Tikus, Babi hutan, monyet, Mencek, dll. Dari golongan Reptilia seperti Kadal, Biawak, Cecak juga dapat dimakan. Bahkan Ular berbisapun boleh dimakan, asal sepertiga dari bagian kepalanya dibuang. Jenis yang lebih kecil seperti Laron, Jengkerik, Belalang, Siput, Cacing tanah besar ( cacing Sondari ), Ikan, Katak dan banyak lagi jenis satwa lainnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan, justru satwa jenis kecil kecil itu banyak mengandung protein, hanya saja harus berhati-hati dengan jenis Katak Buduk ( Bufo melanostictus ) yang kulitnya berkelenjar gatal, Bila perlu menangkap satwa yang lebih jelas dapat dimanfaatkan dengan pasti, seperti jenis-jenis burung ( semua jenis burung dapat dimakan ).

PETUNJUK ARAH ANGIN

Pengetahuan lainnya dari biologi praktis adalah bagaimana caranya untuk dapat mengetahui arah angin, arah bertiupnya angin merupakan salah satu pertimbangan dalam menentukan posisi membuat Bivoac ( perlindungan) dan perapian.


Bivoac atau tempat perlindungan adalah tempat dimana kita harus beristirahat dalam kondisi darurat untuk memberikan kesempatan kepada tubuh dalam memulihkan kondisi. Karena itu pendirian bivoac diusahakan sesederhana mungkin namun dapat memberikan suasana senyaman mungkin.

Dalam keadaan kondisi darurat / survival, sebelum membangun tempat perlindungan diperlukan adanya penguasaan pengetahuan tentang tanda-tanda alam, dengan mengenali tanda-tanda alam kita akan sampai dapat mengetahui arah bertiupnya angin, hal itu perlu dikuasai karena adalah untuk menunjang fungsi dari tempat perlindungan itu sendiri yang dibuat agar terhindar dari adanya cuaca yang mengganggu kenyamanan saat berlindung.

Hal-hal yang harus diketahui sebagai petunjuk arah angin, antara lain ;
• Kemiringan Tajuk Pohon
Kemiringan tajuk-tajuk pohon terutama didaerah hutan berdaun jarum dapat menunjukkan kearah mana angin banyak bertiup / berhembus.
• Sarang Laba-laba
Sarang Laba-laba umumnya tidak menentang arah angin, tetapi biasanya akan sejajar dengan arah angin bertiup.
• Kemiringan Dataran
Untuk didaerah pegunungan, arah kemiringan punggungan gunung dan celah lembahan dapat menunjukkan arah bertiupnya angina berkala.


PENUNJUK ARAH MATA ANGIN

Apabila dalam kondisi darurat ( survival ) dimana pada saat itu kita tidak dilengkapi dengan alat penunjuk arah atau Kompas, keadaan tanda-tanda alam disekeliling kita akan dapat membantu, dengan cara mengetahui, a.l. ;
• Kelebatan Tajuk Pohon
Perbedaan kelebatan tajuk pohon dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan arah Timur dan Barat. Hal ini berkaitan dengan proses fotosintesis.
• Lumut
Di hutan-hutan tropis yang lebat, untuk mengamati perbedaan kelebatan tajuk pohon akan mengalami kesulitan, tapi untuk mengatasi hal lain agar kita dapat mengetahui arah mata angin dalam kelebatan hutan tersebut yaitu dapat memanfaatkan Lumut Parmelia sp dan Polytrichum sp . Lumut-lumut ini cenderung untuk tumbuh didaerah yang kurang sinar matahari / kualitas sinar mataharinya rendah ( arah barat ).
• Pandan Hutan
Batang Pandan Hutan ( Pandanus tectorius ) cenderung untuk mengarah ke sinar matahari yang berkualitas baik ( arah timur ).


INDIKATOR DAERAH SERTA TUMBUHAN BERAIR

Air sangatlah penting bagi semua makhluk hidup di dunia ini, di gunung atau di hutan yang sulit untuk mendapatkan sumber air, kita dapat memanfaatkan tumbuhan atau satwa tertentu untuk mendapatkan air. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan air di daerah yang sulit air, adalah antara lain :
• Pada ruas pertama atau kedua bahkan mungkin samapai ruas ke tiga dari batang bawah tumbuhan Bambu, biasanya berisi air tawar yang dapat diminum langsung.
• Didalam akar gantung tumbuhan Liana biasanya terdapat air, demikian pula pada batang rotan muda. Dan air tersebut dapat langsung diminum.
• Air perasan dari lumut, embun yang menempel pada daun, dan air yang tergantung pada pelepah daun nipah atau enau juga cukup baik untuk diminum.
• Melalui mamalia seperti Babi hutan, pada pagi hari dapat membinbing kearah sumber air.
• Mengenali atau mengamati tanda-tanda air sungai bersih yang dapat diminum secara langsung dan yang tidak bersih a.l. :
a. Apabila melihat adanya tanda-tanda kehidupan dari Cacing Pipih ( Planaria sp ), disekitar aliran sungai tersebut menunjukkan bahwa air sungai tersebut bersih.
b. Apabila di sungai ditemukan Ganggang Biru, hal itu menunjukkan bahwa air sungai tersebut sudah mengandung sulfur ( jangan terlalu banyak diminum ).
c. Sedangkan kalau ditemukan Ganggang Coklat, sebaiknya jangan diminum karena kadar sulfurnya sudah cukup tenggi.



JENIS TUMBUHAN BERMANFAAT

1. SANINTEN ( Castanopsis argentea, B 1 ume )
Sinonim : Castanea argentea B1 ume.
Famili : Fagaceae

2. CANTIGI WUNGU ( Vaccinium varingiaefolia Miq. F1 )
Sinonim : Ericaceae.

3. HARIANG MERAH ( Begonia isopteran Dryand.In.Sm.Ic )
Famili : Bogoniaceae


PENUTUP

Biologi Praktis adalah sebagai ilmu yang harus diketahui dan dipelajari oleh para penggiat kegiatan alam terbuka, dan dalam hal ini untuk mengetahui dan memahaminya tentunya diperlukan pengetahuan khusus dan pengalaman. Tulisan ini hanya sebagai gambaran saja bagaimana prinsip-prinsip biologi diterapkan di lapangan. Karena itu sangatlah disarankan untuk lebih memperdalam ilmu ini pada sumber-sumber yang lain.

Biologi Praktis hanya akan berguna jika dipakai dalam keadaan terdesak ( survival ), namun dengan demikian kita berharap agar ilmu ini tidak sampai dipraktekkan dalam situasi dan kondisi sesungguhnya ( jangan terjadi ). Oleh karena itu untuk menjaga hal-hal yang tidak kita harapkan tersebut, fisik dan mental serta wawasan pengetahuan tentang teknik hidup di alam terbuka, harus benar-benar terjaga dan tetap dipersiapkan ( tak pernah berhenti berlatih ).

Dari uraian tulisan tentang biologi praktis ini, ternyata terbukti bahwa hutan dan segala isinya dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi bagi umat manusia. Selain menyediakan sumber bahan kayu, rotan, getah-getahan dan minyak-minyakkan, hutan juga menyediakan bahan yang dapat dimakan dan dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Dengan demikian setelah kita tahu tentang manfaat hutan, untuk hal tersebut tentunya memerlukan lebih banyak lagi pengetahuan dan pengkajian untuk dapat menggali manfaat hutan bagi kepentingan masyarakat banyak

Dan untuk itu pula, melestarikan hutan sebagai habitat bermacam-macam flora – fauna serta memanfaatkannya secara bijaksana dengan tetap memelihara keseimbangannya, adalah tanggung jawa kita semua sebagai penggiat kegiatan di alam terbuka.

(Djukardi 'Bongkeng' Adriana. Beliau salah satu Anggota senior Wanadri (Instruktur & penggiat) di bidang GUNUNG-HUTAN)

Thanks to Deni Rahadian (HNG)
 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff