Oktober 30, 2010

Norman Edwin pendaki legendaris Indonesia yang juga sebagai penulis luarbiasa, meninggal tanggal 21 Maret 1992 dalam ekspedisi menaklukan puncak Aconcagua(6959 mdpl),
puncak tertinggi Amerika selatan yang merupakan rangkaian ekspedisi Tujuh Puncak Dunia yang pertama dilakukan oleh Pendaki Indonesia.


Tujuh Puncak Dunia ( World's Seven Summit)

Dick Bass seorang pendaki gunung AS yang menggagas untuk mencapai tujuh puncak dunia yang disebut seven summits. Gagasan itu muncul begitu saja ketika ia sedang menuruni pu
ncak McKinley yaitu puncak tertinggi di Amerika Utara. Dick Bass yang seorang jutawan tersebut tak sulit untuk mengongkosi impiannya tersebut,ia berhasil merampungkan tujuh puncak dunia dalam 1 tahun yaitu pada tahun 1986. Akan tetapi Pat Morrow melihat celah dalam ekspedisi Dick Bass itu," Secara geologis Puncak Carstensz Pyramidlah puncak ketujuh bukannya gunung Kosciusko di Australia yang hanya berketinggian 2.228 mdpl" kata Morrow. Pat Morrow mendaki Carstensz tahun 1985 dan merampungkan tujuh puncak dunia. Sehingga Pat Morrowlah yang dianggap sebagai orang pertama Seven Summiter.

Inilah tujuh puncak dunia versi Pat Morrow (Kanada) yang menjadi acuan seven summiter lainya :

1. Puncak Kilimanjaro (Afrika)

Berketinggian 5.894 mdpl membuatnya tertutup salju di puncaknya walau tepat berada di garis khatulistiwa. Kilimanjaro berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Kilimanjaro yang berada dalam wilayah negara Zimbabwe. Gunung ini baru ditemukan oleh Johann Rebmann berkebangsaan swiss pada tahunh 1848 dan pertama kali didaki pada tahun 1889 oleh Dr. Hans Meyer dokter berkebangsaan Jerman. Penemuan gunung salju di Khatulistiwa membuat masyarakat eropa pada waktu itu takjub dan penasaran akan gunung ini. Perkembangan wisatawan dan para pendaki yang datang ke Kilimanjaro membuat fasilitas yang ada begitu lengkapdan cukup mewah untuk para pendaki yang ingin mencapai Puncak Afrika ini. Satu hal yang miris dari Kilimanjaro dalam 10 tahun ini penyusutan salju di puncak Kilimanjaro begitu cepat bahkan hampir tidak ada
salju di puncak Kilimanjaro sekarang.




2. Puncak Mc. Kinley (Amerika Utara)
Puncak tertinggi Amerika Utara ini dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama Denali yang berarti "Yang Tinggi" dari bahasa Indian. Berketinggian 6.194 mdpl berada di wilayah negara bagian Amerika Serikat Kanada. Puncak Mc. Kinley pertama kali ditaklukkan oleh seorang uskup berumur 50 tahun Hudson Stuck pada tahun 1912. Rekor pendakian terbanyak Mc.Kinley dipegang oleh Ray Gennet pendaki berkebangssan Swiss yang mendaki sebanya 43 kali. Mapala UI yang menjadi tim pendaki Indonesia pertama yang menaklukan Mc. Kinley pada tahun 1989.



3. Puncak Elbrus (Eropa)
Bagian dari Pegunungan Kauskasus di Rusia , Elbrus menjadi gunung tertinggi di eropa dengan ketinggian 5.642 mdpl. Penduduk setempat mengenal gunung ini dengan julukan
Oshkamahko yang artinya gunung kebahagiaan. Puncak Elbrus merupakan salah satu ajang latihan bagi para seven summitter yang ingin merampungkan ekspedisinya lebih lebih menuju Everest.Salah satu Pendaki terkenal yaitu Choka Aslanovich Zalihanov telah mendaki Elbrus sebanyak 209 kali kabarnya dia terakhir kali mendaki gunung ini pada umur 110 tahun. Luar Biasa !

4. Puncak Aconcagua (Amerika Selatan)
Puncak tertinggi di Pegunungan Andes ini juga merupakan gunung tertinggi di Amerika Selatan yaitu dengan ketinggian 6959 mdpl. Aconcagua berada di chili tepstnya kota
Santiago. Aconcagua banyak memakan korban karena badai yang tiba - tiba. Norman Edwin adalah salah satu korban keganasan gunung ini.



5. Puncak Carstensz Pyramid (Australasia)
Jan Carstensz sudah mencatat adanya gunung salju di pedala
man pulau papua pada tahun 1623 akan tetapi ekspedisi untuk menggapai puncak tersebut baru dimulai tahun 1907 dan karena medan dan tantangan alam yang begitu berat baru bisa ditaklukkan sekitar tahun 1940. Carstensz Pyramid berada di ketinggian 4884 mdpl dan bagian dari pegunungan Jayawijaya. Jalur yang paling sering didaki ialah dari celah utara sedangakan dari selatan sangat jarang didaki. Tim Mapala UI yang salah satunya adalah Norman Edwin adalah tim pertama yang merintis jalur selatan Carstensz.


6. Puncak Vinson Massif (Antartika)
Puncak paling tinggi di benua antartika yang memiliki ketinggian 4877. Walau memiliki ketinggian paling rendah dari enam puncak lainya Vinson Massif memberikan ta
ntangan suhu yang ekstrim dimana puncak tersebut berada di iklim kutub sehingga memerlukkan persiapan yang berbeda untuk mendaki enam gunung lainya.


7. Puncak Everest (Asia/Dunia)
Puncak tertinggi dunia dengan ketinggian 8.848 mdpl. Berada di utara India tepatnya di wilayah negara Nepal. Everest merupakan bagian Pegunungan Himalaya yang terbentuk karena pertemua 2 lempeng benua yaitu india dan lempeng Eurasia. Pergerakan Lempeng ini terus aktif sehingga kemungkinan Puncak Everest akan terus bertambah. Pendaki pertama everest masih dipert
anyakan tapi sampai saat ini Edmund Hillary lah yang tercatat sebagai pendaki perta pada tahun 1953. Di Nepal gunung ini disebut Sagarmatha yang artinya "Dahi Langit" . Nama Everest diambil dari Sir Geogre Everest .


sumber :
- Catatan perjalanan Norman Edwin
- Wikipedia
Pagi tanggal 30 Oktober terkejut saya melihat pohon, atap, jalanan semua tampak putih. Ternyata dini hari telah terjadi hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi yang selama minggu ini kegiatan vulkaniknya terus meningkat.

Mitologi Sang Merapi

Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wajah dari kehidupan masyarakat yang bijak dimana dalam kehidupanya tak lepas dari adat, religi dan kearifan loka
l masyarakat itu sendiri. Walau sekarang Yogyakarta diserbu para pendatang seperti saya ini, warga aslinya sendiri merupakan masyarakat terbuka yang masih tetap bisa mempertahankan karakter sebagai masyarakat jawa yang taat akan adat istiadat. Rakyat Jogja memiliki suatu kepercayaan yang kuat terhadap Gunung Merapi, Keraton, dan laut selatan yang membentuk suatu garis imajiner religi. Garis Imajiner inilah yang menjadi pusat ritual adat dan kepercayaan mereka.

Gunung Merapi (2980 mdpl) menjadi batas utara geografis provinsi DIY juga merupakan bagian kabupaten Boyolali di utara dan bagian baratnya adalah kabupaten
Magelang. Untuk mencapai puncak Gunung Merapi ada 3 jalur yang dikenal yaitu Selo, Kaliurang, dan Babadan. Melewati Selo adalah jalur paling aman karena medannya tidak terlalu sulit. Untuk jalur Kaliurang kita harus melewati desa Kinahrejo dimana merupakan kediaman Juru kunci Merapi Mbah Maridjan. Untuk jalur Kaliurang tidak semua pendaki boleh naik karena medanya sulit dan terkadang menjadi jalur muntahan vulkanik Gunung Merapi, hanya pendaki berpengalaman yang diperbolehkan naik jalur ini. Untuk jalur Babadan resmi ditutup tahun 2006 karena merupakan jalur "Wedhus gembel". Pendaki terakhir jalur ini adalah 2 pendaki asal Belanda yang ditemukan tewas akibat muntahan debu vulkanik



Gunung Merapi bisa dilihat hampir dari seluruh kota Jogja ini disebabkan interval elevasi yang jauh, Kota jogja berada di elevasi sekitar 100 - 200 mdpl sedangkan Gunung Merapi 2980 mdpl. Jadi jika anda di Kota Yogyakarta dan melihat gunung yang menjulang tinggi itulah Gunung Merapi dan anda sedang
menghadap ke utara.

Dilihat secara geologi Gunung merapi termasuk dalam pegunungan sirkum mediterania yang terbentuk karena zona subduksi antar lempeng benua indo-australia dan lempeng samudera hindia. Gunung Merapi termasuk gunung teraktif di dunia yang terus mengalami aktifitas vulkanisme. Hasil dari proses vulkanik gunung merapi dikenal dengan sebutan "Wedhus gembel" yaitu gelombang awan panas yang membawa material vulkanik dan bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga menyapu semua benda yang dilewati. Awan panas ini terlihat bergulung - gulung dan tampak seperti bulu domba oleh karena itu disebut "wedhus gembel". Suhu "Wedhus gembel" mencapai 600- 800 derajat celcius dengan kecepatan 200 - 300 kilometer perjam tentu tak ada satupun mahluk hidup yang dapat bertahan di suhu tersebut.

Tapi bagi masyrakat jawa sendiri khususnya Yogyakarta Gunung Merapi bukanlah hanya sekedar batas utara Provinsi Yogyakarta tapi lebih dari itu Gunung Merapi suatu simbol religi dimana dalam konteks keraton, Merapi disimbolkan sebagai laki-laki yang bersanding dengan Laut selatan sebagai simbol perempuan. Dalam garis imajiner religi masyarakat jawa, keraton yang berada diantaranya menjadi poros keseimbangan dua kekuatan alam yang dahsyat ini sekaligus menyimbolkan kekuatan ilahi. Jika melihat dari berlangsung peradaban interaksi antara manusia dan Merapi sendiri paling tidak selama 13 abad yang diawali oleh Kerajaan Mataram. Selama kurun waktu tersebut manusia menjadi bagian dari Merapi
begitu juga sebaliknya sehingga munculnya suatu keselarasan.

Dalam menjelaskan kekuatan Merapi yang begitu dahsyat tentu beragam oleh karena itulah muncullah kepercayaaan dan hal yang berbau mistis. Nama-nama yang menjadi mitos merapi seperti Kiai Sapu Jagad, Empu Rahmadi, Krincing Wesi,dan Mbah Nyai Gadhung Melati dikenal sebagai mahluk gaib penunggu Merapi. Dampak - dampak terbaik dari hal tersebut adalah munculnya keselarasan dengan Merapi selama berabad - abad. Misalkan Mbah Nyai Gadhung Melati dikenal sebagai penjaga kehijauan yang apabila merusak alam berurusan dengan kemurkaan Merapi. Hal ini juga tampak di desa Turgo,Sleman salah satu desa di lereng Gunung Merapi dimana ada yang menebang pohon maka harus segera menggantikkan satu pohon yang baru. Ada pula tempat - tempat di lereng Merapi yang tidak boleh didatangi, dalam konteks kearifan lokal hal ini tentu menunjukkan adanya keselarasan dimana manusia tidak diperkenankan merusak alam. Masyrakat yang berada dalam daerah rawan bencana ini di dalam pengalamannya hidup bersama merapi mengembangkan kepekaan dalam membaca tanda - tanda alam untuk mengenali kebahayaan Merapi. Tanda - tanda alam tersebut misalnya perilaku tertentu dari hewan, perubahan suhu,atau tanda- tanda lingkungan lainya.




Semakin majunya peradaban manusia terkadang melunturkan suatu kearifan lokal masyrakat yang tertanam berabad- abad. Sehingga harapan keselarasan antara alam dan manusia terlupakan oleh ego manusia.


sumber:
- Kompas
- http://Mitos-Merapi.htm
- wikipedia

Oktober 25, 2010


Ekosistem Burung Indonesia terancam punah karena menyusutnya ruang terbuka hijau (RTH) akibat pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada berubahannya ekosistem menjadi kawasan perkotaan.

Hal ini disampaikan oleh Ria Saryanthi, Conservation Programer Manager Burung Indonesia atau yang dikenal Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia melalui email yang dikirimkannya kepada ANTARA News.

Ia mengemukakan hal itu dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia yang jatuh pada Senin pertama bulan Oktober setiap tahunnya yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ria menjelaskan, Hari Habitat Dunia menjadi kesempatan tahunan untuk melakukan refleksi, bagaimana kita menciptakan kota kita sebagai tempat yang lebih baik bagi semua. Mengenai ekosistem buru Indonesia yang terancam punah, dijelaskannya berkurangnya RTH tentunya membuat keberadaan burung terancam.

"Tidak mudah bagi burung untuk hidup di kawasan minim pepohonan karena pohon merupakan merupakan sumber kehidupan, tempat mencari makan, bersarang, dan berkembang biak. Begitupun dengan keberadaan sungai, kanal, atau danau yang belum tercemar dan ketersediaan pakan seperti ikan dan udang yang berlimpah. Hanya burung gereja yang masih umum ditemui di lingkungan padat penduduk," ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, kecilnya areal RTH serta letaknya yang berjauhan tanpa jalur penghubung membuat burung-burung yang hidup di dalamnya terisolasi. Akibatnya jumlah jenis dan populasi pun menyusut.

"Hoogerwerf, seorang naturalis dari Belanda, pada tahun 1948 mencatat, di Jakarta masih ditemukan 256 jenis burung. Namun, hasil survei sebuah LSM konservasi di Jakarta tahun 2006-2007 hanya menemukan 121 jenis burung, termasuk jenis burung pantai," ungkapnya.

Ia mengatakan, contoh utama RTH di Jakarta tahun 1992 yang seluas 1.235 ha berkurang menjadi 805 ha di tahun 2005. Idealnya, sebuah kota memiliki 30% wilayah hijau, sementara saat ini belantara beton di Jakarta hanya menyisakan 9% wilayah hijau.

Kondisi ini berbanding terbalik pada masa Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen (1618 - 1623), Batavia tempo dulu bukan hanya terkenal sebagai "Venesia dari Timur".

Oleh karena, menurut dia, kala itu Batavia juga memiliki kawasan ruang terbuka hijau sangat luas dan kekayaan ragam burungnya. Dalam perkembangannya, proses urbanisasi membuat ruang terbuka hijau kerap disulap menjadi perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan dan wilayah industri

Keberadaan burung di perkotaan merupakan indikator alami kebersihan dan mutu lingkungan. Secara sederhana, burung mandar atau raja udang tidak akan terlihat di daerah aliran sungai yang mengitari Jakarta karena airnya sudah tercemar.

Menurut Ria, jenis burung ini tidak sudi hidup di daerah yang telah tercemar karena pasti pakan mereka sudah tidak ada lagi. Berdasarkan indikator burung tersebut, sudah dapat tergambar seberapa parah pencemaran air di sungai-sungai maupun kanal-kanal di kota Jakarta.

"Selain itu, kicau burung memberikan nuansa alami yang menyehatkan jiwa raga," ujar Ria.

Diungkapkannya, hasil survei di enam kota besar di Jawa-Bali menunjukkan bahwa satu dari tiga rumah memelihara burung dalam sangkar, sementara Burung adalah salah satu hidupan liar yang mudah dijumpai di mana saja dan dapat ?diundang?.

Kawasan hunian yang dapat menyediakan cukup makan, minum dan tempat berlindung akan mengundang burung-burung untuk datang. Kawasan hunian dapat difungsikan sebagai habitat alami hidupan liar, yang memberikan nilai tambah bagi penghuni dan meningkatkan apresiasi kepada alam.

Menghadapi permasalahan tersebut, ujar Ria, sebagai lembaga nirlaba non pemerintah yang bergerak di bidang konservasi dan merupakan bagian dari kemitraan global Bird Life International. Burung Indonesia bekerja bersama masyarakat dalam upaya pelestarian jenis-jenis burung di Indonesia.

Upaya yang dilakukan adalah menciptakan konsep hunian yang lebih dari sekadar hijau harus dikedepankan, perancangan dan penataan kawasan sehingga lebih asri, alami dan kaya keragaman hayati. Perancangan kawasan dengan mempertimbangkan kaidah ekologis akan memungkinkan terciptanya habitat yang lebih baik dan mengundang kehadiran burung di sekitar.

"Burung-burung dan hidupan liar lainnya seperti kupu-kupu akan menjadi bagian dari kualitas hidup kita sehari-hari di kawasan hunian yang alami di tengah Jakarta," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, kehijauan yang saling menyambung ini tidak hanya bagus untuk burung tetapi juga baik bagi seluruh penghuni kota. Warga kota di negara tropis yang sehari-hari berjalan kaki, bersepeda, dan tak mengendarai kendaraan bermotor, sangat membutuhkan keteduhan.

"Keteduhan ini hanya bisa tercipta melalui kerindangan pohon. Kehijauan yang disenangi burung sebenarnya ikut dinikmati manusia. Pohon juga berfungsi menghisap atau menetralisir sebagian polutan dari udara. Dengan demikian, tata kota dan hunian ramah burung otomatis ramah manusia juga," ujarnya.

sumber : Antara

Oktober 23, 2010


Seorang pakar dari Conservation Breeding Specialist Group (CBSG) Kathy Traylor-Holzer, PhD mengungkapkan bahwa kemurnian genetik Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertinggi ada di lembaga konservasi "ex-situ" Taman Safari Indonesia.

Humas Taman Safari Indonesia Yulius H Suprihardo di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat menjelaskan kepada ANTARA, pernyataan Kathy Traylor-Holzer itu disampaikan pada acara "Global Species Management System" untuk Harimau Sumatra yang diselenggarakan di Royal Safari Garden Hotel.

GSMP merupakan sebuah program penyelamatan spesies yang dicetuskan oleh WAZA (World Association Zoo and Aquarium).

Pada kegiatan itu, pakar CBSG tersebut mengatakan, dari lebih kurang 100 kebun binatang yang ada di Jepang, hanya empat kebun binatang saja yang memiliki Harimau Sumatra, itupun jumlahnya hanya tujuh ekor saja. Sementara di region Eropa terdapat 104 ekor Harimau Sumatra, kemudian berturut-turut di Region Amerika Utara terdapat 69 ekor, Australia 51 ekor dan di kebun binatang Indonesia terdapat 96 ekor.

Menurut Kathy Traylor-Holzer, Harimau Sumatra yang ada di Taman Safari Indonesia memiliki kemurnian genetik tertinggi yaitu mencapai 93,3 persen.

Di luar Indonesia, kata dia, kemurnian genetik untuk Harimau Sumatra tertinggi dipegang oleh region Amerika Utara yaitu sebesar 89,8 persen, selanjutnya Eropa dengan 86,9 persen, Australia 86,2 persen dan Jepang dengan 77,8 persen.

Menurut dia, kemurnian genetik sangat diperlukan untuk melindungi keberadaan Harimau Sumatra di kebun binatang.

Ia mengatakan, kemurnian yang ingin dicapai adalah minimal mencapai angka 90 persen.

"Jika keadaan ini dibiarkan saja, maka keberadaan Harimau Sumatra di kebun binatang seluruh dunia sangat terancam kepunahan. Untuk itu perlu diambil langkah dan program yang cepat serta tepat untuk mencegah penurunan kualitas genetik Harimau Sumatra di kebun binatang dunia," katanya.

Sementara itu, Koordinator Harimau Sumatra Drs Jansen Manansang, MSc, yang juga Presiden SEAZA (Asosiasi Kebun Binatang se-Asia Tenggara) menambahkan bahwa kemurnian genetik Harimau Sumatra yang dicapai oleh Taman Safari Indonesia dimungkinkan karena lembaga itu melakukan manajemen populasi Harimau Sumatra yang dilakukan secara ketat.

Ia mengatakan, setiap perkawinan oleh "studbook keeper" (pencatat silsilah) dicatat sehingga asal usul keturunannya jelas.

Selain itu, kata dia, beberapa Harimau Sumatra yang berada Taman Safari Indonesia merupakan harimau hasil "rescue" yang awalnya merupakan harimau konflik.

Harimau-harimau tersebut kondisinya sudah tidak dapat lagi dilepasliarkan sehingga keberadaannya masih sangat berarti untuk menjaga kemurnian genetik Harimau Sumatra yang berada di penangkaran, katanya.

Ia menambahkan, Taman Safari Indonesia dengan senang hati membatu pemurnian genetik Harimau Sumatra yang ada di kebun binatang di seluruh dunia, tetapi harimau yang akan dikirim haruslah memenuhi perizinan yang diatur oleh perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, Harimau Sumatra yang dikirim haruslah harimau yang berasal dari penangkaran bukan harimau yang langsung dari alam.

Menurut dia, hendaknya bantuan pemurnian genetik ini dikemas dalam sebuah kerja sama antarkawasan atau kebun binatang sedunia, sehingga kebutuhan masing-masing kebun binatang dapat teridentifikasi dengan jelas.

Sumber : Antara

Oktober 21, 2010


Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.

Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa upaya dunia untuk menghentikan penghancuran lapisan ozon telah berhasil. Penelitian yang dilakukan oleh 300 ilmuwan juga memndukung hal ini dimana dampak negatif bagi iklim bumi telah berkurang, dan juga dampak dari perubahan iklim yang dipengaruhi oleh lapisan ozon dampaknya mulai berkurang.

Hari Internasional PBB untuk Pelestarian Lapisan Ozon pada September 16 adalah untuk memperingati tanggal tanda tangan pada tahun 1987 dari Protokol Montreal mengenai Bahan yang Merusak Lapisan Ozon. Perjanjian internasional ini bertujuan untuk melindungi lapisan ozon dengan phasing out penggunaan zat berbahaya seperti chlorofluorocarbons (CFC) diyakini bertanggung jawab atas penipisan ozon dan memberikan kontribusi bagi efek rumah kaca. Laporan ini menegaskan kembali bahwa Protokol Montreal adalah bekerja, “Ini telah melindungi lapisan ozon stratosfir dari tingkat yang jauh lebih besar dari penurunan oleh phasing out produksi dan konsumsi lapisan ozon.”

“Masalah-lubang ozon menunjukkan pentingnya pemantauan atmosfer jangka panjang dan penelitian, tanpa penelitian dan pemantauan secara periodik kerusakan ozon yang akan terus berlanjut dan tidak mungkin telah terdeteksi sampai kerusakan serius lebih jelas,” kata Sekretaris Jenderal WMO Michel Jarraud. “Tanpa Protokol Montreal dan Konvensi Wina terkait dengan tingkat atmosfer ozon-depleting zat dapat naik sepuluh kali lipat pada tahun 2050. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan sampai dua puluh juta lebih banyak kasus kanker kulit dan seratus tiga puluh juta lebih kasus katarak mata, tidak berbicara tentang kerusakan pada sistem kekebalan tubuh manusia, satwa liar dan pertanian, “tambah Achim Steiner.

Laporan tersebut, update komprehensif pertama dalam empat tahun, diterbitkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan United Nations Environment Programme (UNEP). Ringkasan eksekutif Penilaian Ilmiah Penipisan Ozon 2010 akan diajukan oleh Panel Ilmiah Penilaian pada pertemuan tahunan berikutnya Protokol Montreal, yang akan diadakan di Kampala, Uganda, 8-12 November 2010.

Pada Tahun 2045 lapisan atmospher akan kembali ke keadaan normal jika dunia mempertahankan kerja keras selama ini.

Oktober 19, 2010



Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi memprediksi situasi energi di Indonesia pasca 2030 sangat memprihatinkan. Saat itu Indonesia sudah menjadi negara pengimpor energi.

"Pasca 2030 Indonesia diperkirakan sudah menjadi negara pengimpor energi karena produksi energi Indonesia yang sudah tak mampu lagi memenuhi konsumsi dalam negeri," kata Kepala BPPT Dr Marzan A Iskandar pada peluncuran Buku "Outlook Energi Indonesia 2010" oleh Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi BPPT di Jakarta, Jumat.

Pasca 2030 seperti diuraikan buku setebal 229 halaman itu, lanjut dia, batubara akan menjadi sumber energi utama bagi Indonesia dengan tingkat produksi batubara mencapai sedikitnya 517 juta ton per tahun.

Cadangan batubara Indonesia hanya akan mencukupi hingga 20 tahun kemudian (sampai 2050).

Sementara itu, minyak bumi pasca 2030 akan mengalami defisit mencapai 650 juta setara barel minyak yang hanya ditutupi oleh impor, sedangkan untuk LPG, Indonesia juga diprediksi akan mengimpor hingga 70 persen dari kebutuhannya yang mencapai 10 juta ton.

"Prediksi dalam buku ini didasarkan fakta yang ada saat ini. Karena itu jika ada perubahan seperti temuan cadangan bahan bakar fosil baru atau PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) jadi dibangun, maka prediksi juga akan berubah," katanya.

Sementara itu, Deputi bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material BPPT, Dr Unggul Priyanto, mengatakan, buku tersebut juga menguraikan secara detil mengenai permasalahan kelistrikan di Indonesia, mulai dari produksi listrik hingga pada infrastruktur pembangkit listrik.

"Pada 2030 nanti Indonesia menghasilkan listrik hingga mencapai 687 Twh atau tumbuh 7,3 persen dari produksi 2009 yang mencapai 157 Twh dimana batubara akan menjadi bahan baku utama yang dominan sebagai pembangkit listrik dengan pangsa 45 persen," katanya.


Ia mengakui, dengan digunakannya batubara secara dominan, total emisi CO2 pada 2030 menjadi cukup tinggi, diperkirakan mencapai 1,2 miliar ton, di mana batubara menyumbang emisi CO2 hingga 844 juta ton atau 67 persen dari total energi pada 2030.

Energi alternatif yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai listrik menurut dia, adalah panas bumi yang akan naik secara signifikan dengan pangsa sekitar 13 persen (16 GW) meski 85 persennya berada di Jawa-Bali dan pembangkit listrik berbasis sampah rumah tangga (biomassa) yang pangsanya 0,2 persen.

sumber : antara

Oktober 17, 2010



Pemerintah Indonesia memiliki potensi lahan gambut sekitar 20,1 juta hektare yang dapat ditawarkan dalam perdagangan karbon untuk menanggulangi perubahan iklim dan pemanasan global.

"Indonesia memiliki potensi sekitar 20,1 juta hektare lahan gambut yang bisa ditawarkan," kata Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Sungai dan Danau Kementerian Lingkungan Hidup Antono Deddy Radiansyah di Pekanbaru, Senin.

Antono mengatakan hal itu di sela "Workshop on Options for Carbon Financing to Support Peatland Management" yang digelar Sekretariat ASEAN bersama KLH dan Pemprov Riau.

Acara itu berlangsung mulai 4 hingga 6 Oktober 2010, dan dihadiri lebih dari 100 partisipan dari 15 negara termasuk di dalamnya wakil pemerintah, negara donor, sejumlah LSM lingkungan internasional, serta dunia usaha yang kerap dituding sebagai perusak hutan seperti APRIL dan APP.

Ia menjelaskan potensi lahan gambut Indonesia berada pada urutan ke empat terbesar di dunia setelah Rusia, Kanada, dan Amerika Serikat. Area lahan gambut dengan kedalaman minimal 50 centimeter itu tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa.

"Lahan gambut itu berada di hutan lindung, kawasan lindung gambut, dan budi daya gambut," katanya.

Menurut dia, 20 hektare gambut tersebut akan ditawarkan Indonesia melalui pola manajemen hutan dan lahan yang berkelanjutan, serta merehabilitasi lahan gambut yang rusak. Dengan itu, pemerintah berharap negara maju bersedia menjadi pendonor untuk perlindungan gambut yang dapat mengurangi pelepasan emisi karbon.

"Di luasan 20,1 juta hektare itu juga terdapat sekitar tiga juta hektare lahan gambut yang rusak dan membutuhkan rehabilitasi," ujarnya.


Selain itu, ia juga mengatakan sekitar 10 juta hektare dari luasan vegetasi di lahan gambut dengan nilai konservasi tinggi akan tetap dilindungi kelestariannya dan tidak akan diberikan izin untuk perubahan fungsi menjadi perkebunan dan lainnya.

Sebagai pilot project pemerintah akan lebih mengutamakan lahan gambut di Semenanjung Kampar seluas 700 ribu hektare untuk ditawarkan kepada pihak Norwegia dalam bentuk moratorium konversi lahan hutan pada 1 Januari 2011.

Salah satu upaya untuk menunjang keberhasilan itu adalah perlunya metoda penghitungan emisi gas rumah kaca di lahan gambut agar dapat terukur, terlaporkan dan terverifikasi.

sumber : antara

Oktober 15, 2010

Ratusan aliran sungai di Kota Banjarmasin saat ini telah menghilang, yang sebagai besar diakibatkan ulah manusia dan degradasi alam yang terjadi di ibu kota Kalimantan Selatan itu.

Bachtiar Noor, pengamat sungai dan tata kota, di Banjarmasin, Selasa, mengatakan, ulah manusia dan degradasi alam di Kota Banjarmasin telah mengakibatkan ratusan aliran sungai di kota itu perlahan menghilang.

Bahkan, tindakan manusia yang sangat mengganggu dan merusak aliran sungai, hingga kini masih saja terjadi, dan tanpa ada tindakan tegas dari pemerintah setempat, katanya menandaskan.

Ia menjelaskan, degradasi atau penurunan kualitas alam di Kota Banjarmasin sudah terjadi sejak tahun delapan puluhan, yang mana pemerintah saat itu mengeluarkan larangan untuk ekspor kayu log.

Dengan adanya larangan tersebut, maka berkembanglah tempat pengolahan kayu yang ada di kawasan Pelambuan Banjarmasin, yang mana lapangan pekerjaan tersebut menyerap banyak tenaga kerja hingga tepi sungai kemudian dipenuhi pemukiman penduduk.

"Pemukiman penduduk yang banyak akibat banyaknya lapangan pekerjaan pengolahan kayu itu, telah membuat beberapa tempat di aliran sungai tertutup rumah yang dibangun warga," ujarnya.

Selain itu, hilangnya ratusan sungai juga diakibatkan dari banyaknya pendirian rumah, bangunan dan beberapa infrastruktur yang tak ramah lingkungan dengan memojokan keberadaan sungai.

Saat ini berdasarkan data, sepertiga dari empat ratusan sungai telah hilang dan diperkirakan yang masih tersisa sekitar 108 sungai saja di Kota Banjarmasin.

Jumlah sungai yang hilang tersebut akan terus bertambah seiring dengan masih banyak atau maraknya penyempitan aliran sungai akibat dari banyaknya rumah penduduk yang berada di bantaran sungai.

"Sungai akan terus berkurang karena masih maraknya pembangunan rumah penduduk yang di kawasan bantaran sungai," ucap Bachtiar.

Hal tersebut diperparah dengan belum adanya kesadaran pemerintah daerah terhadap pentingnya sungai bagi kelestarian alam di wilayah Kota Banjarmasin saat ini, demikian Bachtiar.

sumber : antara

Ijinkan aku berdoa,
bukan agar terhindar dari bahaya,
melainkan agar aku tiada takut menghadapinya
Ijinkan aku memohon,
bukan agar penderitaanku hilang,
melainkan agar aku teguh menghadapinya
Ijinkan aku tidak mencari sekutu dalam medan perjuangan hidupku,
melainkan memperoleh kekuatanku sendiri
Ijinkan aku tidak memohon keselamatan dengan ketakutan dan kegelisahan, melainkan memiliki harapan dan bersabar untuk memenangkan kebebasanku

Berkati aku, sehingga aku tidak menjadi pengecut dengan merasakan kemurahanMu dalam keberhasilanku semata
Tapi biarkan aku menemukan genggaman TanganMu dalam kegagalanku.



(Rabindranath Tagore)

kredit foto : thefamouspeople.com

Oktober 14, 2010

Sebuah cincin matahari yang juga disebut Halo Matahari terlihat di atas Surabaya, (23/10/09). (ANTARA/didik suhartono)

Matahari kian aneh dalam beberapa tahun terakhir ini dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, demikian para peneliti iklim seperti dikutip Financial Times (7/10).

Data dari beberapa satelit baru menunjukkan bahwa kendati aktivitas matahari --yang diantaranya bisa diukur dengan mengamati titik api-- berada pada tingkat lebih rendah dari biasa, dampaknya tak membuat Bumi menjadi dingin seperti diduga sebelumnya, sebaliknya malah memanas.

Hasil penelitian tersebut menentang sejumlah pandangan sebelum ini mengenai pengaruh aktivitas matahari terhadap iklim. Ini sekaligus menunjukkan bahwa model iklim yang selama ini digunakan menganggap berlebihan peran matahari dalam pemanasan Planet Bumi.

Para ilmuwan dari Imperial College London dan Universitas Colorado telah memonitor aktivitas matahari dari 2004 sampai 2007, yaitu sebuah priode di mana aktivitas matahari menurun.

Terjadi pasang surut aktivitas matahari dalam priode setiap 11 tahun. Fase penurunan tingkat radiasi Matahari yang mencapai Bumi juga menurun.

Ini mestinya berarti bahwa Bumi akan menjadi sedikit lebih dingin. Faktanya, tidak seperti itu.

Asumsi ini mengantar para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian untuk berteorisasi bahwa penurupan aktivitas matahari justru membuat Bumi memanas.

Joannah Haigh, profesor pada Imperial College London dan kepala penelitian itu berkata, "Hasil penelitian itu bertentangan dengan apa yang kita tahu selama ini mengenai dampak Matahari terhadap iklim. Jika studi yang lebih mendalam menemukan pola sama dalam priode yang lebih panjang, maka ini menunjukkan kita selama ini terlalu menganggap matahari berperan dalam pemanasan planet Bumi."

Meskipun begitu, kadar pemanasan yang terjadi di kedua cara itu amat kecil.

Riset yang hasilnya dipublikasikan jurnal Nature ini rumit dan para peneliti mengamati dengan hati-hati bahwa ada beberapa penjelasan berharga untuk observasi ini.

Mereka juga mengingatkan bahwa mengingat riset itu diadakan dalam priode relatif pendek, maka keliru jika muncul ramalalan yang terlalu maju karena masih membutuhkan studi lebih dalam lagi.

Penelitian ini sendiri memicu debat lebih seru perihal lingkaran iklim dunia.

Peran Matahari menjadi bahan perdebatan yang panas. di mana kalangan skeptis mengkalim bahwa aktivitas Matahari yang dilihat dari titik apinya, adalah alasan utama di balik memanasnya iklim.

Profesor Haigh berkata, "Riset baru ini sama sekali tak membuat nyaman para skeptisi perubahan iklim, ini menunjukkan bahwa kita tidak cukup mengetahui apa Matahari." (*)

sumber : Antara

Oktober 13, 2010


Sebanyak 20 persen dari garis pantai di sepanjang wilayah Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan akibat berbagai permasalahan antara lain perubahan lingkungan dan abrasi pantai.

"20 persen garis pantai di Indonesia mengalami kerusakan," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dr Moch Amron, di Kementerian PU, Jakarta, Kamis.

Amron mencontohkan, panjang garis pantai di Pulau Bali telah mengalami abrasi sekitar 91 kilometer atau 20,8 persen dari garis pantai pulau tersebut.

Hal itu sangat disayangkan karena Indonesia memiliki garis pantai sekitar 95.000 kilometer, merupakan negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.

Ia mengemukakan, kerusakan garis pantai itu disebabkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi pantai yang juga mengancam keberadaan lahan produktif dan pariwisata.

Garis Pantai Indonesia Terpanjang Keempat


Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia dengan panjang mencapai lebih dari 95.181 kilometer. “ada koreksi, ternyata panjang garis pantai kita 95.181 km, “kata Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Rizald Max Rompas, dalam lokakarya Persepsi Politisi Terhadap Bidang Kelautan sebagai Mainstream Pembangunan Nasional, Selasa(24/2).

la menegaskan bahwa koreksi panjang garis pantai Indonesia dari 81.000 km menjadi 95.181 km ini telah diumumkan PBB pada 2008 lalu. Dengan koreksi yang dilakukan PBB tersebut, kini Indonesia justru berada di posisi keempat setelah Rusia. Sedangkan negara pemilik garis pantai terpanjang diduduki Amerika Serikat (AS), lalu Kanada. Sebelumnya, Kanada menduduki urutan pertama dengan panjang garis pantai 243.792 km dengan 52.455 pulau. "Sementara itu, Indonesia sekarang tidak lagi memiliki lebih dari 17.500 pulau, tetapi kurang lebih 17.480 pulau," ujarnya seperti dirilis Antara.

Sebagai negara kepulauan terbesar dengan luas lautan tiga per empat dari luas daratan, dan bertambah panjangnya garis pantai tersebut, melalui sebuah penelitian disebutkan bahwa sektor kelautan mampu menyumbang US$ 140 miliar per tahun. “Jumlah itu belum termasuk sumbangan sektor kelautan dari dasar laut, yakni potensi migas,” tambahnya.

Tangani Perbatasan

Sementara itu, Penierintah Indonesia perlu lebih serius menangani masalah perbatasan dengan negara tetangga. Pasalnya, masalah perbatasan merupakah symbol dari kedaulatan Indonesia secara teritorial. Jika tidak, maka Indonesia akan mengalami rongrongan dari negara tetangga yang berpotensi mengancam kedaulatannya, kata Bugiakso.

Bugiakso, yang merupakan cucu mendiang Jenderal Besar Soedirman tersebut, mencontohkan kasus hilangnya sepuluh patok pembatas di perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalbar, yang merupakan bukti bahwa pemerintah masih menganggap sepele masalah perbatasan tersebut.

Dia juga mengimbau, selain tapal batas, pemerintah dan legislatif sebagai lembaga negara juga memperhatikan keberadaan pulau-pulau terluar yang dimiliki Indonesia. Sehingga, kasus Sipadan dan Ligitan tidak perlu terulang lagi di masa mendatang.

Sementara itu, tokoh masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), Erwin Pone meminta pemerintah pusat tidak menganggap remeh masalah adanya klaim Filipina tentang Pulau Miangas, karena jika sampai lepas, kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan terganggu.

Menurut Erwin, seharusnya pemerintah pusat belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada.

"Abrasi pantai juga menyebabkan bergesernya garis perbatasan dengan negara lain," kata Amron.

Sementara penutupan muara sungai dan pompa, lanjutnya, berdampak pada lalu lintas navigasi dan drainase.

Ia menuturkan, kondisi yang memprihatinkan itu tidak terlepas dari kurangnya alokasi anggaran untuk kegiatan pengamanan pantai yang tidak banyak berubah dan belum ada ketentuan yang mengatur penyelenggaraan pengamanan pantai.

Pengamanan pantai belum diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) dan UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Untuk itu, Ditjen SDA Kementerian PU telah menetapkan arah kebijakan pengamanan pantai yang dilaksanakan dengan urutan prioritas penanganan abrasi pantai, pengamanan banjir di kawasan pantai, stabilitas muara sungai dan drainase yang langsung ke laut, menjaga kedaulatan NKRI dan mendukung revitalisasi kawasan pantai.

Sedangkan strategi yang akan dilakukan dalam pembangunan pengamanan pantai adalah memprioritaskan pembangunan konstruksi pengamanan pantai.

Selain itu menyusun program pemeliharaan berkelanjutan, mendukung upaya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kelestarian ekosistem pantai, menggunakan bahan material ramah lingkungan serta meningkatkan anggaran.

Amron mencontohkan, pengamanan pantai di Indonesia yang diprakarsai Kementerian PU antara lain adalah pembangunan tembok laut di pantai Bau-Bau (sulawesi Tenggara), dan di pantai Punggur (Bengkulu). Selain itu untuk menjaga kedaulatan NKRI juga telah dilaksanakan reklamasi di Pulau Nipah, Kepulauan Riau.

sumber : antara, dekin.dkp
Bangunan salah satu apartemen terlihat samar, akibat polusi udara yang menyelimuti Surabaya, Kamis (10/12). (ANTARA/Eric Ireng)

Pertumbuhan penduduk yang lambat dapat menunrunkan emisi has rumah kaca secara signifikan, demikian hasil satu penelitian seperti dikutip Xinhua.

"Pertumbuhan penduduk dunia melambat, memang tidak akan menyelesaikan masalah iklim, namun itu bisa menjadi sumbangan (bagi pemecahan masalah pemanasan global), terutama untuk jangka panjang," kata kepala penelitian itu, Brian O'Neill, yang adalah ilmuwan Pusat Riset Atmosferik Nasional (NCAR).

Pertumbuhan penduduk yang rendah sampai 2050 bisa mendorong pengurangan emisi karbon antara 16-29 persen, demikian hasil penelitian tim beranggotakan para ilmuwan internasional dari NCAR, Institut Analisis Sistem Terapan Internasional (IIASA), dan Biro Oseanografi dan Atmosferik Nasional (NOAA).

Sumbangan melambatnya pertumbuhan penduduk terhadap emisi gas rumah kaca akan semakin besar sampai akhir abad ini, demikian hasil penelitian yang disiarakan Senin dalam National Academy of Sciences itu.

Pertumbuhan penduduk yang melambat akan berpengaruh berbeda, tergantung kepada di mana hal itu terjadi, kata salah seorang peneliti, Shonali Pachauri yang adalah ilmuwan IIASA.

"Melambatnya pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang saat ini akan berdampak besar terhadap jumlah penduduk dunia di masa datang, sementara pertumbuhan penduduk di negara-negara maju akan besar manfaatnya bagi (penurunan) emisi, mengingat perkapita energi yang digunakannya lebih tinggi (dibandingkan penduduk negara berkembang)," kata Pachauri.

Para ilmuwan sejak lama sudah mengetahui bahwa perubahan jumlah penduduk akan berdampak pada emisi gas rumah kaca, namun besar dampak itu masih didebatkan.

Pada penelitian terakhir, para peneliti berupaya mengkuantifikasi bagaimana perubahan demografis mempengaruhi emisi dari masa ke masa, dan di bagian mana di dunia ini fenomena itu terjadi.

Para ilmuwan juga meneliti lebih jauh ketimbang mengamati jumlah penduduk untuk mencari kaitan antara umur, urbanisasi, dan emisi.

Tim peneliti itu menemukan fakta bahwa pertumbuhan penduduk kota bisa menaikan hingga emisi karbondioksida di sejumlah negara berkembang hingga 25 persen.

Naiknya pertumbuhan ekonomi di kota-kota besar, langsung berkaitan dengan kenaikan emisi.

Itu sebagian besar terjadi karena produktivitas yang meninggi dan preferensi konsumsi dari angkatan kerja di perkotaan, demikian para peneliti.

Sebaliknya, umur bisa mengurasi tingkat emisi sampai 20 persen di sejumlah negara maju, sebagian besar karena penduduk lanjut usia dikaitkan dengan partisipasi kerja yang rendah.

Produktivitas kerja yang lebih rtendah mengantar pada pertumbuhan ekonomi yang melambat, demikian studi itu.

"Demografi akan mempengaruhi emisi gas rumah kaca dalam 40 tahun ke depan," kata O'Neill. "Urbanisasi akan sangat penting di negara-negara berkembang, khususnya China dan India, sedangkan umur akan penting di negara-negara maju."

"Rumah tangga-rumah tangga bisa mempengaruhi emisi, baik secara langsung melalui pola konsumsi mereka, maupun secara tidak langsung melalui pengaruh mereka terhadap pertumbuhan ekonomi," terang O'Neill.

Sampai pertengahan abad ini penduduk dunia diperkirakan naik lebih dari tiga miliar orang, di mana daerah perkotaan menjadi tempat utama urbanisasi, demikian studi itu.

Para ilmuwan mengembangkan serangkaian pertumbuhan ekonomi, penggunaan energi, dan skenario emisi, dengan menggunakan model komputasi baru (model Population- Environment-Technology atau PET).

Guna menangkap dampak perubahan demografis di masa depan, para ilmuwan membedakan penduduk berdasarkan tipe rumah tangganya, umur, ukuran, dan tempat tinggal.

Sebagai tambahan, mereka mengambil data dari survey nasional di 34 negara dan wakil dari 61 persen penduduk dunia dalam menghitung karakteristik ekonomi kunci tipe rumah tangga dari waktu ke waktu, termasuk suplai buruh dan pasokan bahan makanan.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa para pengembang skenario emisi di masa depan memberi perhatian lebih kepada implikasi urbanisasi dan umur, khususnya di Amerika Serikat, Uni Eropa, China dan India.

"Analisis yang lebih mendalam atas kecenderungan-kecenderuangn ini akan meningkatkan pemahaman kami mengenai lingkup pasokan energi dan emisi di masa depan," kata O'Neill.

Para peneliti khawatir bahwa penemuan mereka ini tidak mendorong kebijakan yang berkaitan dengan umur atau urbanisasi diimplementasikan sebagai jawaban terhadap perubahan iklim.

Sebaliknya, pemahaman mengenai kecenderungan-kecenderungan yang ada akan menjadi antisipasi terhadap perubahan-perubahan di masa datang. (*)

sumber : antara

Oktober 12, 2010


Para geolog yang mempelajari Gempa Bumi Haiti 12 Januari mengatakan tingkat risiko terjadinya tsunami dahsyat di sejumlah kota seperti Kingston (Jamaica), Istanbul (Turki), dan Los Angeles (AS), menjadi lebih besar dibandingkan perkiraan sebelum ini.

Seperti ibukota Haiti Port au-Prince, kota-kota besar itu semuanya berdekatan dengan pantai dan berada di situs geologi aktif yang disebut sesar, dimana dua lempeng tektonik satu sama lain lengket bersatu seperti dua telapak tangan dijabatkan.

Hingga penemuan itu, para geolog tidak pernah mengira risiko tsunami akan sangat besar di sejumlah tempat karena manakala patahan retak maka itu biasanya tidak secara vertikal mengganti dasar laut dari mana kebanyakan gelombang tsunami bermula.

Riset terbaru ini menunjukkan bahwa gempa bumi moderat pada sesar bahkan bisa menghasilkan longsor bawah laut dan meningkatkan risiko tsunami di tempat-tempat seperti itu.

"Bagian yang menakutkan dari itu adalah Anda tidak butuh gempa bumi besar untuk memacu tsunami dahsyat," kata Matt Hornbach, peneliti pada Institut Geofisika, Universitas Texas di Austin dan pengarang utama satu makalah yang menggambarkan riset itu pada edisi online jurnal Nature Geoscience, Selasa (12/10).

"Organisasi-organisasi yang mengeluarkan peringatan tsunami kadang memperhatikan gempa bumi besar di patahan-patahan yang tergeser," kata Hornbach.

"Kini kami anggap Anda tidak lagi terlalu membutuhkan gempa-gempa besar (untuk memicu tsunami). Gempa bumi yang moderat di sesar bisa memicunya."

Dalam jangka beberapa menit setelah gempa bumi 7 SR di Haiti, serangkaian gelombang tsunami yang diantaranya setinggi 3 meter, menghajar pantai.

Beberapa minggu kemudian, satu tim ilmuwan dari AS dan Haiti menyelenggarakan survei geologi lapangan di sejumlah situs dan pantai dekat episentrum gempa.

Para ilmuwan memastikan, tsunami terutama dipicu oleh sedimen rapuh di lepas pantai dan longsor di sepanjang dasar samudera dan memuncratkan air di atasnya.

Digabungkan dengan penemuan terbaru mengenai bukti data historik tsunami, survei geologi itu mengungkapkan sepertiga dari keseluruhan tsunami di wilayah tersebuti dipicu oleh cara seperti itu.

Para geolog sebelumnya menduga hanya sekitar 3 persen tsunami di seluruh dunia dipicu oleh longsor bawah laut.

"Kami menemukan bukti bahwa tsunami di seputaran Haiti terjadi oleh proses ini yang kemungkinannya 10 kali lebih besar dari kami perkirakan," kata Hornbach.

Di samping Hornbach, tim dari Universitas Texas di Austin itu juga termasuk Paul Mann, Fred Taylor, Cliff Frohlich, Sean Gulick, dan Marcy Davis.

Tim juga beranggotakan para peneliti dari Queens College, City University of New York, Survey Geologi AS (BMKG-AS), Universitas Missouri, Observatorium Bumi Lamont-Doherty di Universitas Columbia, Universitas California di Santa Barbara, Biro Pertambangan dan Energi Haiti, dan Universite d'Etat de Haiti.

Para peneliti mengumpulkan data mengenai patahan di bawah dasar samudera dan tanah, gerakan vertikal tanah, batimetri (topografi bawah laut) dari papar samudera dan bukti-bukti gelombang tsunami.

Mereka bekerja di lapangan menggunakan sebuah kapal riset sepanajnbg 165 kaki bernama Endeavor.

Riset mereka dibiayai oleh hibah Rapid Response dari National Science Foundation dan Fakultas Geosains, Universitas Texas di Austin.

Kini, dibiayai program Geoscientists Without Borders dari Masyarakat Geofisika, AS, Hornbach dan para koleganya mengadakan sebuah proyek riset baru di dekat Jamaica untuk mengukur ancaman tsunami di sana.

"Geologi Kingston, Jamaica, mendekati identik dengan Port Au Prince, Haiti," kata Hornbach


Empat sungai besar di kawasan cagar alam Mutis di bagian barat laut Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, terancaman kering akibat anomali iklim serta pemanfaatan hutan, lahan dan air di bagian hilir sungai yang mengabaikan kelestarian ekosistem.

Humas Lembaga Swadaya Masyarakat Studio Driya Media (SDM) Kupang Bernadus Watan, di Kupang, Minggu malam, menyebutkan, empat sungai besar itu adalah Sungai Benenain, Noelmina, Noelfael dan Noelbessi.

Ia dalam penelitian dan advokasi yang dilakukan SDM selama ini menemukan hingga Agustus 2010 Sungai Benenain yang hulunya terdapat di Desa Bonleu mengalir ke Kabupaten Belu, Sungai Noelmina di Desa Nenas mengalir ke Kabupaten Kupang, Sungai Noelfael di Desa Nuapin dan Sungai Noelbessi yang hulunya di Desa Tasinifu, Kabupaen Timor Tengah Utara, masih menyuplai air untuk kawasan itu.

"Kawasan yang dapat disebut sebagai jantung bagi sistem kehidupan ekosistem tersetrial di Timor Barat, Nusa Tenggara Timur memiliki empat sungai besar yang memberikan suplai air untuk kawasan pulau Timor," katanya.

Namun diperkirakan suplai air dari empat sungai besar ini mulai berkurang memasuki September 2010 terutama Sungai Noelmina, Sungai Noelfael hulunya di Desa Nuapin dan Sungai Noelbessi berhulu di Desa Tasinifu, Kabupaen Timor Tengah Utara.

"Apabila perkiraan ini benar, maka ribuan hektare sawah yang berada di kaki kawsan Mutis itu akan mengalami puso besar-besaran sehingga berdampak pada gagal panen dan menambah jumlah kepala keluarga yang rawan pangan," katanya.

Karena itu, katanya, Kawasan Mutis yang merupakan "water catchment area" atau daerah tangkapan air yang sangat penting dan vital bagi Pulau Timor, khususnya sungai Noelmina yang berhilir di Kabupaten Kupang, Sungai Noelfael hulunya di Desa Nuapin dan Sungai Noelbessi berhulu di Desa Tasinifu, Kabupaten Timor Tengah Utara perlu ada tindakan antisipasi.

Pemanfaatan dan penggunaan hutan, lahan dan air pada kawasan budidaya dan kawasan lindung di bagian hilir DAS tanpa memperhatikan kelestarian ekosistem dengan mengabaikan menerapkan teknologi budidaya secara tepat guna dan ramah lingkungan, menurut dia, akan menggangu peningkatkan produktivitas hutan dan lahan.

Karena itu perlu mencegah dampak negatif pada daerah hilir, menerapkan teknik konservasi tanah dan air berupa penanaman tanaman bervegetasi tetap dan rumput-rumputan, pengelolaan tanah menurut kontur, pengolahan tanah minimal, katanya.

Berikut pembuatan teras, saluran pembuangan ar, terjunan air, dam pengendali, dam penahan, pengendali jurang, sumur resapan, embung air, penerapan koefisien dasar bangunan, pemanfaatan sisa-sisa tanaman dan menghindari penggunaan zat kimiawi adalah tindakan yang tepat dan mendesak.

Selain itu, menunjang dan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan buatan, melindungi keanekaragaman hayati dan keunikan lingkungan, mendayagunakan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan secara lestari, mempertahankan keberadaan bentuk bentang alam, menjaga kelestarian penutupan vegetasi tetap.

Menyangkut restorasi hutan serta rehabilitasi dan reklamasi hutan maupun lahan pada kawasan budidaya dan lindung di bagian hilir DAS dengan cara menerapkan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.

Selanjutnya meningkatkan penutupan vegetasi tetap. Memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi budidaya hutan dan fungsi lindung hutan dan lahan serta kondisi tata air DAS perlu dilakukan secara terus menerus oleh para pemangku kepentingan.

"Eksploitasi sumber air yang berlebihan di kawasan Mutis terutama pada empat sungai besar itu akan menyulitkan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota SoE ( Kota Kabupaten Timor Tengah Selatan) dan Kefamenanu (Kota Kabupaten Timor Tengah Utara) sehingga menyebabkan kekeringan pada lahan-lahan sawah milik masyarakat," katanya..

"Satu hal penting yang juga perlu mendapat perhatian adalah ketidakadilan distribusi manfaat ekosistem antara masyarakat hulu dan masyarakat hilir," katanya.

Karena telah terjadi disparitas ekonomi yang cukup tinggi dimana keuntungan ekonomi dari jasa lingkungan lebih banyak dinikmati oleh masyarakat di wilayah hilir dibandingkan masyarakat hulu yang selama ini menjaga kawasan.

"Hal nyata yang bisa dilihat yakni lambannya pembangunan sarana infrastruktur di daerah hulu dibandingkan daerah hilir, sehingga ikut mengancam kelestarian empat sungai besar itu, akibat ulah manusia dalam berusaha memeprtahankan hidup dengan mengeksploitasi hutan yang menjadi tumpuan sumber daya air sungai-sungai itu," katanya.


sumber : Antara

Oktober 11, 2010




Kami kaum pengembara
Senantiasa mencari jalan yang lebih sepi,
Tak pernah menyongsong pagi di tempat yang sama
Seperti kemarin masih kami huni
Dan tak pernah menyambut fajar di tempat yang sama
Seperti kemarin kami akhiri Bahkan dikala bumi tidur, berkelana jualah kami
Kami benih tanaman, dari jenis yang kuat bertahan
Dalam keranuman dan isi hatilah letak segala alasan
Mengapa senantiasa kami pawana
Dan tersebar kemana - mana

(Kahlil Gibran)

Oktober 08, 2010

Cagar Alam Gunung Mutis merupakan salah satu obyek wisata andalan yang dimiliki oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kawasan wisata ini terkenal dengan gunung-gunung batu marmernya yang oleh masyarakat setempat disebut Faut Kanaf atau batu nama. Di bawah Faut Kanaf, terdapat sumber-sumber mata air yang disebut Oe Kanaf atau air dari batu. Air yang bersumber dari Faut Kanaf tersebut mengalir menuju satu titik dan membentuk dua buah DAS (Daerah Aliran Sungai), yang oleh masyarakat disebut DAS Benain dan DAS Noelmina. Kedua DAS ini merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Timor Tengah Barat sampai hari ini.


Kawasan wisata yang berjarak sekitar 140 km sebelah timur laut dari Kota Kupang ini memiliki luas wilayah sekitar 12.000 hektar dan dihuni oleh salah satu suku tertua di Nusa Tenggara Timur, yaitu Suku Dawan.



Berkunjung ke Kawasan Wisata Cagar Alam Gunung Mutis sungguh menarik. Sejuta flora dan fauna hidup di dalamnya. Kawasan Wisata Gunung Mutis memiliki tipe vegetasi yang merupakan perwakilan hutan homogen dataran tinggi. Kawasan ini juga didominasi berbagai jenis ampupu (eucalyptus urophylla) yang tumbuh secara alami dan jenis cendana (santalum album). Selain itu di sini dapat ditemui berbagai jenis pohon lainnya seperti hue (eucalyptus alba), bijaema (elacocarpus petiolata), haubesi (olea paniculata), kakau atau cemara gunung (casuarina equisetifolia), manuk molo (decaspermum fruticosum), dan oben (eugenia littorale).


Ada juga jenis tumbuh-tumbuhan seperti selalu (podocarpus rumphii), natwon (decaspermum glaucescens), natbona (pittospermum timorensis), kunbone (asophylla glaucescens), tune (podocarpus imbricata), natom (daphniphylum glauceccens), kunkaikole (veecinium ef. varingifolium), tastasi (vitex negundo). Kemudian ada juga manmana (croton caudatus), mismolo (maesa latifolia), kismolo (toddalia asiatica), pipsau (harissonia perforata), matoi (omalanthus populneu), dan aneka jenis paku-pakuan dan rumput-rumputan.

Selain kaya dengan flora, kawasan wisata Mutis juga menyimpan aneka fauna khas Pulau Timor. Di kawasan ini, pengunjung dapat menyaksikan rusa timor (cervus timorensis), kus-kus (phalanger orientalis), babi hutan (sus vitatus), biawak (varanus salvator), biawak timor (varanus timorensis). Di kawasan ini juga terdapat ular sanca timor (phyton timorensis), ayam hutan (gallus-gallus), punai timor (treon psittacea), betet timor (apromictus jonguilaceus), pergam timor (ducula cineracea), dan perkici dada kuning (trichoglosus haematodus).


Pemandangan menarik lainnya yang dapat disaksikan adalah cara suku-suku asli di kawasan wisata ini untuk menafkahi hidupnya. Dengan memanfaatkan dahan dan ranting pohon-pohon besar, penduduk setempat membuatkan rumah bagi lebah hutan penghasil madu. Dari madu lebah hutan ini, masyarakat dapat berharap banyak untuk menopang kehidupan ekonominya, selain dari hasil ternak dan pertanian.

Daftar Jenis Burung yang ada di gunung mutis :

* Ducula cineracea
* Turacoena modesta
* Macropygia magna
* Trichoglossus euteles
* Psitteuteles iris
* Aprosmictus jonquillaceus
* Halcyon australasia
* Saxicola gutturalis
* Zoothera dohertyi
* Zoothera peronii
* Buettikoferella bivittata
* Phylloscopus presbytes
* Cyornis hyacinthinus
* Gerygone inornata
* Pachycephala orpheus
* Heleia muelleri
* Lichmera flavicans
* Myzomela vulnerata
* Meliphaga reticulata
* Philemon inornatus
* Erythrura tricolor
* Oriolus melanotis
* Sphecotheres viridis

Secara geografis, Cagar Alam Gunung Mutis terletak di wilayah Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Untuk mencapai Mutis perjalanan dimulai dari Kota Kupang menuju SoE, kota Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan jarak 110 km dan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam. Dari SoE, perjalanan dilanjutkan dengan menumpang bus menuju Kapan, Kota Kecamatan Mollo Utara. Dari Kapan, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Fatumnasi, sebuah desa yang berada di lereng Gunung Mutis dan merupakan pintu masuk untuk memasuki kawasan wisata ini. Perjalanan sejauh 15 km dengan menggunakan bus tersebut akan mengantarkan pengunjung memasuki kawasan wisata Gunung Mutis yang sungguh mempesona itu.

sumber : nttprov
 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff