September 28, 2011

Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan 5 kota besar di Indonesia dalam hasil pemantauan polusi udara 1.082 kota di 91 negara. Hasilnya polusi udara di kota Medan tercatat yang paling tinggi melampaui Surabaya, Bandung, Jakarta dan Pekanbaru.



Survei tersebut dirilis WHO pada Senin 26 September 2011. Angka polusi tersebut disusun berdasarkan laporan tahunan kadar pasrtikel udara dalam udara yang disebut PM10.

PM10 merujuk pada sebuah partikel dengan diameter 10 mikrometer atau kurang yang bergerak di udara. Batas maksimal PM10 yang direkomendasikan WHO adalah kurang dari 20 mikrogram PM10 per meter kubik. Pada angka tersebut, polutan di udara dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang serius bagi manusia.

Menurut WHO, penyebab tingginya tingkat polusi udara bervariasi. Industrialisasi serta penggunaan bahan bakar transportasi dan pembangkit listrik berkualitas rendah paling banyak menjadi sumber polutan yang berbahaya.

Data WHO menunjukkan Kanada dan Amerika Serikat memiliki kota-kota dengan tingkat polutan terendah. Hal itu mungkin disebabkan sebagian besar sampel diambil di kedua negara tersbut. Anehnya, negara besar seperti Rusia hanya diketahui kadar polusi pada ibu kotanya saja, Moskow, namun tidak dengan kota-kota lainnya seperti pada negara lain.

Seperti dilansir dari Guardian dan Huffingtonpost, Rabu (28/9/2011), beberapa orang menuding bahwa sampling tersebut menunjukkan data yang dimiliki WHO tidak sempurna dan seringkali berasal dari data tahun yang berbeda-beda. Meskipun demikian, ketersediaan data adalah langkah pertama untuk memperbaiki setiap kumpulan data yang tidak sempurna.

Rata-rata global PM10 di kota-kota dunia adalah 71 mikrogram/m3 kita. Iran, Mongolia dan Botswana menempati rangking teratas buruknya polusi udara.

Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut daftar WHO, Medan adalah kota dengan polutan tertinggi di Indonesia dengan kadar PM10 sebesar 111 mikrogram/m3. Medan menempati peringkat ke-59 kota dengan polutan udara tertinggi dari 1.082 kota yang disurvei.

Peringkat berikutnya adalah Surabaya pada peringkat ke-128 dengan kadar PM10 sebesar 69 mikrogram/m3. Disusul oleh Bandung pada peringkat ke-192 dengan kadar PM10 51 mikrogram/m3.

Jakarta menempati peringkat ke-238 dengan kadar PM10 sebesar 43 mikrogram/m3.

Kota terakhir di Indonesia yang disurvei WHO adalah Pekanbaru yang menempati peringkat ke-1001 dengan kadar PM10 sebesar 11 mikrogram/m3, atau sama dengan beberapa kota di Kanada dan Amerika Serikat seperti Edmonton, Honolulu, Quebec, dan lebih baik dibandingkan Sydney yang menempati peringkat ke-992 dengan kadar PM10 sebesar 12 mikrogram/m3.

WHO hanya menyebutkan penyebab tingginya tingkat polusi udara bervariasi, seperti cepatnya industrialisasi dan penggunaan bahan bakar transportasi dan pembangkit listrik yang berkualitas rendah.

Pembakaran batubara dan kayu juga ikut menyumbang kotornya udara. Asap pembakaran itu berkumpul dengan emisi kendaraan yang menciptakan selimut kabut asap yang menutupi beberapa kota di dunia.

Putro Agus Harnowo - detikHealth
 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff