Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Agustus 21, 2010

Indonesia Mulai Menunjukkan Keseriusan kepada Lautnya

Kapal Indonesia Temukan 52 Spesies Biota Laut


Kapal riset milik Indonesia Baruna Jaya IV menemukan 52 spesies biota laut di perairan laut dalam Kepulauan Sangihe-Talaud, Sulawesi Utara. "Spesies biota laut ditemukan di kedalaman 300 meter hingga 1.000 meter di bawah permukaan laut," kata Salah Satu Peneliti Perikanan Kapal RI Baruna Jaya IV, Iwan Eka di Bitung, Sulawesi Utara, Minggu.

Spesies biota laut yang diambil dengan menggunakan "trawl" tersebut kebanyakan adalah jenis ikan dan koral, ujarnya.

Beberapa biota laut yang diangkat dan dijadikan sampel untuk diteliti, ditaruh di laboratorium basah kapal riset Baruna Jaya IV.

"Penemuan biota laut yang unik ditemukan di antaranya adalah koral yang dapat hidup tanpa sinar matahari dan cara memperoleh makanannya dengan kemosintesa," kata Iwan menjelaskan.

Koral yang banyak dikenal selama ini adalah koral yang memperoleh atau hidup dengan cara fotosintesa dalam memperoleh makan untuk hidupnya, katanya.

Iwan mengatakan, penemuan 52 spesies biota laut tersebut merupakan eksplorasi tandem dalam rangka memajukan ilmiah kelautan, teknologi dan pendidikan di laut dalam di Kepulauan Sangihe-Talaud dalam misi kegiatan INDEX SATAL-2010 (Indonesia-US Expedition Sangihe-Talaud 2010).


"Kita melakukan eksplorasi tandem antara kapal riset Amerika Okeanos Explorer selama dua bulan sejak 24 Juni hingga 7 Agustus 2010," katanya.

Eksplorasi yang menghasilkan pemetaan dan observasi di laut telah menghasilkan data secara komprehensif dari berbagai kedalaman yang dilakukan oleh kedua kapal peneliti yakni Baruna Jaya IV dengan Okeanos Explorer yang bekerja saling melengkapi, kata Iwan.

"Okeanos Explorer meneliti pada kedalaman lebih dari 2.000 meter, sedangkan Baruna Jaya IV pada kedalaman sampai dengan 2.000 meter," katanya.


Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) untuk riset bidang kelautan dalam bentuk kelompok kerja eksplorasi kelautan (Working Group Ocean Exploration) pada Joint Commission Meeting II.

Wakil pemerintah RI dalam Kerjasama Bilateral Penelitian RI-AS, Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), Gellwynn Jusuf sementara dari National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) adalah Assiten Administrasi NOAA, Craig Mc Lean.

"Ada beberapa poin penting dalam Working Group Ocean Exploration pada Joint Commission Meeting II diantaranya bisnis manajemen perikanan, penelitian lautan dan iklim dan ekplorasi kelautan," kata Gellwynn di Manado, Senin.


Gellwynn mengatakan sebenarnya batas waktu kerjasama riset kelautan dengan NOAA tidak ada batas, tetapi karena kerjasama antar dua negara hanya tiga tahun.

"Mengenai sumber dana untuk riset kelautan adalah kerjasama dan saling memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak," katanya.

Kerjasama ini membuka peluang sekaligus tantangan dalam mengembangkan kapasitas dan kapabilitas lembaga riset kelautan di Indonesia.

"Demikian pula hasil akhir eksplorasi Indonesia-US Expedition Sangihe-Talaud (INDEX SATAL-2010) yang membuka khasanah ilmu pengetahuan tentang laut dalam kita sangat perlu disebarluaskan kepada masyarakat guna meningkatkan pemahaman sekaligus menggugah minat untuk mempelajari berbagai fenomena laut kita," kata Gellwynn, menambahkan.

Riset yang perlu dilakukan adalah memperbanyak observasi misalnya mengenai fenomena laut, karena akhir-akhir ini adanya gejala perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya anomali, ujarnya.

"Riset yang dilakukan dapat mengetahui kapasitas laut dalam terutama di wilayah timur Indonesia yang memiliki sumber daya laut yang besar, dan diharapkan jangan terjadi pengurangan termasuk menyiapkan lingkungannya," katanya.


Sumber : Artikel Antara 8 - 9 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar