Sabtu terakhir pada bulan Maret 2011 akan diadakan kembali sebuah kegiatan global yang di organisir oleh WWF berupa pemadaman lampu dan alat-alat listrik yang tidak terpakai selama satu jam. Pada tahun ini akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2011 pukul 8.30 malam sampai 9.30 malam waktu lokal.
Earth Hour yang pertama kali terselenggara pada tahun 2007 ini telah memasuki tahun kelima dimana jumlah peserta di tahun 2011 ini 224 negara telah bersedia berpartisipasi mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang hanya diikuti oleh 126 negara. Ada peningkatan 77% dari tahun sebelumnya membuktikan bahwa kampanye ini semakin diterima oleh banyak negara di belahan dunia.
Pada tahun 2010 dilaporkan setelah mematikan lampu selama 1 jam telah berhasil menghemat konsumsi listrik sebanyak 811 megawatt untuk Jakarta dan Bali. Jakarta dan bali merupakan konsumen listrik terbesar di Indonesia, yaitu sekitar 78% dari total seluruh konsumsi nasional.
Di Amerika Serikat dilaporkan sekitar 90 juta warga Amerika Serikat berpartisipasi, termasuk Las Vegas, Empire State Building dan Air Terjun Niagara. Di Filipina 1.067 kota dan lebih dari 15 juta warga Filipina berpartisipasi, di Vietnam negara ini berhasil menghemat 500 megawatt pada tahun 2010 tersebut, tiga kali lebih besar ketika negara itu berpartisipasi pertama kali pada tahun 2009.
Dan..lebih dari 4000 kota diseluruh dunia ikut ambil bagian termasuk bangunan-bangunan terkenal seperti Big Ben, Empire State Building, Sydney Opera House, Menara Eiffel, Parthenon, Gerbang Brandenburg, dan Kota Terlarang.
Tahun ini tema yang diusung adalah "Setelah 1 jam, jadikanlah gaya hidup" ,pada kesempatan ini Gubernur Jakarta sangat mendukung program ini dan berharap hemat energi dapat diajdikan pola hidup kita kedepan.
"Earth Hour jangan dilihat sekadar matikan lampu, menghemat listrik, tetapi kita ingin melihat ini sebagai way of life. Menghemat energi sebagai bagian pola hidup kita ke depan," Fauzi Bowo kepada Antara
Menurut WWF-Indonesia, jika 10% warga Jakarta berpartisipasi, maka Jakarta akan menghemat konsumsi listrik sebesar 300 Mwh selama satu jam. Jumlah tersebut setara dengan mematikan satu pembangkit listrik dan dapat menyalakan sekitar 900 desa serta mengurangi emisi karbon setara dengan 267,3 ton, menghemat lebih dari 267 pohon, oksigen untuk lebih dari 535 orang dan menghemat biaya sebesar 200juta.
Pada tahun 2010 perayaan earth Hour di Jakarta dipusatkan di taman Monas Jakarta Pusat, dan Pemrpov DKI memadamkan lima ikon kota lainnya yaitu Bundaran HI dan air mancurnya, Monas dan air mancur menarinya, Gedung Balaikota, Patung Pemuda, dan Air Mancur Patung Arjuna Wijaya (depan gedung Depbudpar). Selain itu dilakukan aksi dibeberapa kota lainnya seperti Bali, Yogyakarta, dan Bandung. Sayangnya di Bandung, solidaritas Earth Hour 2010 kurang tampak, seperti yang ditulis oleh Kompas
WWF-Indonesia menjelaskan tujuan Earth Hour 2011 adalah untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi, dan berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan yang lebih bersih dan berdampak minimal pada lingkungan.
Pada intinya, kampanye ini mengingatkan semua orang bahwa bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di Earth Hour saja, tetapi aksi kecil ini harus terus dibuktikan setiap hari untuk secara efektif mengurangi gas rumah kaca, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, seperti: menggunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk bepergian, hemat air, menanam pohon, dan lain-lain
Dalam jangka panjang, diharapkan Earth Hour mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan di semua sektor agar bisa diadaptasi oleh pemerintahan dan korporasi di negara-negara partisipan untuk secara signifikan memasukkan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan yang mereka miliki supaya penurunan emisi gas rumah kaca bisa dilakukan secara komprehensif.
Jadi Earth Hour tidak bisa berhenti di 1 jam saja, melainkan diharapkan bisa diadaptasi oleh pemerintahan di negara-negara partisipan dan publik yang telah berkomitmen menjadi partisipan.
Harapan lainnya adalah untuk menjadikan hemat energi menjadi suatu gaya hidup di masyarakat dunia. Solidaritas tiap kota merupakan salah satu faktor yang menyebabkan partisipan Earth Hour terus bertambah. Dan terakhir sekedar mengingatkan..."sisakan" energi untuk anak cucu kita...
sumber : wikipedia, wwf, kompas