September 21, 2010

Botani dan Zoologi Praktis untuk Penggiat Kegiatan Alam Terbuka

Tidak ada komentar:
 
oleh : Djukardi 'Bongkeng' Adriana

BIOLOGI PRAKTIS

BIOLOGI adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mahluk hidup dan kehidupan. Untuk para Pencinta Alam / Pendaki Gunung yang suka melakukan kegiatan atau berativitas di alam terbuka, khususnya yang sering melakukan petualangan penjelajahan hutan atau pendakian gunung, pengetahuan ini penting untuk dipahami karena sangat berhubungan dengan pengetahuan jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendukung pada saat kondisi darurat.


Pengetahuan Biologi merupakan bagian dari pengetahuan ‘Mempertahankan Hidup’ atau yang dikenal dengan Survival, dan apabila ilmu Biologi ini dimanfaatkan secara bijaksana oleh orang-orang yang memahaminya akan memberikan suatu keuntungan yang tidak kecil, apalagi bila pemanfaatannya dilakukan pada saat dalam keadaan kondisi darurat saja. Yang dimaksud secara bijaksana di sini adalah pemanfaatan hanya dalam kondisi keadaan terdesak, dan atau saat melakukan penelitian, serta untuk kepentingan pengenalan sebagai alat peraga pada suasana pelatihan atau pendidikan, tanpa harus merusak atau mengeksplotasi secara berlebihan dan tetap harus mengacu pada kaidah konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.

Penggunaan biologi secara bijaksana saat dalam keadaan kondisi darurat, dikenal dengan ‘Biologi Praktis’ , yang diantaranya mencakup masalah tentang :
• Tumbuhan sebagai sumber makanan
• Tumbuhan sebagai bahan obat
• Tumbuhan beracun
• Satwa liar sebagai makanan
• Petunjuk arah angin
• Petunjuk arah mata angin
• Indikator daerah berair dan cara mendapatkan air
• Bivoac / Perlindungan


TUMBUHAN SEBAGAI SUMBER MAKANAN

Kegunaan tumbuhan bagi manusia diantaranya adalah sebagai bahan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Selain itu beberapa jenis tumbuhan dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, dan juga dalam kepentingan upacara-upacara keagamaan, serta dalam dunia kedokteran dipakai sebagai bahan pembius.

Di dunia terdapat ratusan ribu jenis tumbuhan liar, dan sebagian besar dari jumlah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai makanan secara potensial, meskipun dari beberapa jenis tumbuhan ada yang mempunyai rasa kurang enak atau mungkin tidak enak sama sekali daripada tumbuhan yang lainnya. Dalam situasi dan kondisi survival bagi penggiat alam terbuka yang terkena musibah / tersesat dan kehabisan makanan di hutan, tumbuhan liar dan tumbuhan makanan satwa mungkin merupakan alternative lain sumber makanan.

Jumlah jenis tumbuhan hutan akan lebih banyak dan lebih mudah ditemukan daripada untuk menemukan satwa, sehingga tumbuhan akan lebih efisien utnuk dikomsumsi dibandingkan dengan satwa. Tetapi untuk keperluan tersebut diperlukan adanya pengetahuan cara praktis dalam mengenal tumbuhan liar yang dapat dimanfaatkan, mana yang dapat dimakan dan mana yang beracun dan di tempat seperti apa tempat tumbuhnya serta bagaimana cara memanfaatkannya.

Makanan yang berasal dari tumbuhan liar di hutan merupakan makanan yang baik karena rata-rata mengandung vitamin dan mineral yang tinggi. Daun tumbuhan yang masih segar merupakan sumber sayuran hijau. Buah-buahan segar dari tumbuhan liar di hutan yang dapat dimakan biasanya memenuhi / mengandung bahan kebutuhan air. Secara umum hampir semua bagian organ tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Walaupun memerlukan pengetahuan khusus, namun tumbuhan yang dapat dikonsumsi biasanya dapat dikenali dengan mudah. Salah satu cara diantaranya adalah mengenali warna tumbuhan itu, warna tumbuhan yang hijau dan tidak menyolok biasanya dapat dimakan, walau dengan demikian harus diuji terlebih dahulu dengan mencicipi tumbuhan tersebut. Sebagai indikator, diantaranya ; tumbuhan daun yang masih muda ( pucuk / tunas ), rasa tidak pahit, tidak berbau busuk, tidak berlendir, tumbuhan yang tidak mengandung getah, tumbuhan tidak berbulu, dan tidak menghasilkan cairan yang berwarna.

Untuk menguji suatu bagian tumbuhan, misalnya daun, sebaiknya dicoba digosokkan ke bagian kulit yang sensitive. Apabila terjadi rasa gatal dikulit, kulit merah atau iritasi hentikan segera. Apabila tidak terjadi dengan hal itu, selanjutnya coba sedikit dicicipi dimakan dan dirasa pada ujung lidah, tunggu beberapa menit apakah ujung lidah merasa gatal, kalau tidak ada reaksi apapun berarti tumbuhan tersebut dapat dimakan.

Tetapi untuk lebih amannya sebelum mengkonsumsi tumbuhan yang dapat dimakan khususnya daun-daunan, akan lebih baik dimasak atau direbus terlebih dahulu sebelum memakannya. Dan sebaiknya lagi untuk memperbanyak pemanfaatan dari aneka jenis tumbuhan yang akan dikonsumsi, hindari memakan satu jenis dalam jumlah banyak dari tumbuhan itu.


Cara lain untuk mengetahui apakah tumbuhan dapat dimakan adalah melalui ciri-ciri tumbuhan yang biasa dimakan oleh satwa, sebagai indikator ; memperhatikan satwa, seperti mamalia atau unggas / burung. Perhatikan sisa-sisa makanan satwa yang berceceran di lantai hutan, melalui hal tersebut akan dapat mengetahui bagian tumbuhan mana yang dimakannya, Contoh lain misalnya burung yang memakan buah Cantigi ( Vaccinium varingiaefolium ) hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar buah Cantigi tersebut tidak berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia ( namun hal ini tidak mutlak ! ). Untuk informasi lainnya dalam pengenalan tumbuhan survival adalah pengetahuan tentang musim berbunga atau berbuah serta penyebarannya, karena beberapa bagian dari tumbuhan hanya dapat dimanfaatkan pada musim-musim tertentu saja.

TUMBUHAN SEBAGAI SUMBER BAHAN OBAT

Sejak ribuan tahun dan berabad-abad lamanya, tumbuhan telah digunakan untuk sebagai obat-obatan oleh manusia, baik itu tumbuhan herba, semak maupun pohon. Beberapa bahan obat-obatan misalnya Jamu yang sudah dikenal sejak jaman nenek moyang kita, adalah terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan yang terutamanya dari organ akar, serta untuk infuse bahan makanan lebih banyak mempergunakan organ daun dan bunga.

Sebagian tumbuhan tropika diketahui mempunyai potensi besar sebagai bahan dasar obat-obatan dan mempunyai penyebaran sangat luas, walau beberapa diantaranya diketahui mempunyai penyebaran yang kecil sehingga hanya dapat ditemui di daerah-daerah yang terpencil dan terlindung.
Untuk hal tersebut diatas, adalah sesuatu yang penting dan perlu dipelajari serta diketahui oleh para penggemar kegiatan di alam terbuka, karena wawasan pengetahuan ini berkepentingan dengan masalah survival, dimana mungkin pada saat keadaan tertentu misalanya kita tersesat kehabisan atau tidak dilengkapi dengan obat-obatan, kita dapat memanfaatkan tumbuhan yang mengandung obat-obatan, seperti antara lain :


• Babadotan ( Ageratum conyzoides ) Musa sp., Euphorbia pulcherima, dapat dimanfaatkan untuk mengobati luka.
• Pacing ( Costus speciosus ) getah tangkai pohonnya dapat menghilangkan gatal-gatal di kulit, karena terkena bulu daun Pulus (Laportea stimulans ) atau terkena bulu ulat.
• Benying ( Ficus fistulosa ) Famili : Moraceae, daun mudanya dapat dimakan, kulit batabg pohonnya dapat digunakan untuk obat malaria dan disentri, akar yang mudanya dapat digunakan untuk obat batuk rejan dan buahnya dapat digunakan melembabkan kulit.
Untuk membahas tumbuhan obat keberadaannya begitau banyak, tapi satu hal yang harus kita ketahui adalah wawasan pengetahuan tentang ‘Biologi Praktis’.


TUMBUHAN BERACUN

Selain bermanfaat, beberapa tumbuhan juga diketahui berbahaya yaitu dapat menimbulkan iritasi atau keracunan. Tumbuhan beracun dapat pula dikenali dari penampakan luar seperti warna organ tumbuhan, bentuk organ, permukaan organ dan ada tidaknya lender. Bentuk daun yang segi tiga dan warna buah yang menyolok yang jarang didekati satwa liar dapat dipakai patokan bahwa tumbuhan iti beracun. Daun yang berwarna ungu kebiruan mungkin sekali mengandung cyanide , ada juga getah dari spesies tumbuhan yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit bila disentuh langsung, bahkan bias menyebabkan kelumpuhan seperti pada getah Rengas ( Gluta renghas ).

Golongan Jamur pada umumnya beracun apabila dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu. Pedoman umum yang digunakan untuk mengenali Jamur yang dapat dimakan, antara lain : tidak berwarna menyolok, tidak bercahaya, tidak memiliki gelang pada tangkainya, tidak berbau memuakkan, dan dapat diketahui pada saat sedang dimasak, apabila waktu dimasak tidak terjadi perubahan warna pada air atau bahan yang dimasak bersamaan ( misal nasi ) serta tidak memberi efek warna hitam bila disentuhkan pada benda perak. Namun pedoman seperti itu sebenarnya terkadang masih diragukan dan sangat berbahaya, banyak juga jamur yang mempunyai cirri-ciri seperti tersebut diatas justru mengandung racun. Untuk menghindari keraguan dalam memanfaatkan tumbuhan jamur, dianjurkan sebaiknya tidak mengkonsumsinya karena sulit untuk membedakan jenis yang dapat dimakan dan jenis yang beracun, kecuali bagi yang sudah ahli. Selain itu, kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pilihan jamur yang paling aman adalah Jamur Kuping, jamur ini mudah dikenali dan tumbuh di kayu-kayu atau batang pohon yang sudah lapuk dan lembab.

Adakalanya juga bagian tumbuhan seperti buah yang beracun bagi manusia, ternyata tidak beracun untuk satwa seperti mamalia besar dan burung. Hal ini menunjukkan bahwa bukanlah suatu pedoman apabila bagian tumbuhan yang dapat dimakan oleh satwa dapat pula dimakan oleh manusia, meskipun pada beberapa jenis tumbuhan hal ini berlaku.

Ada pula jenis racun tumbuhan yang dimanfaatkan oleh sebagian orang-orang untuk berkepentingan lain, seperti :
Racun akar tumbuhan Tuba dan Peron ( Anamirta cocculus ) banyak digunakan oleh orang-orang dimanfaatkan untuk meracuni ikan di sungai, dan getah pohon Upas ( Antiaris toxicaria ) untuk racun pada mata anak panah atau ujung tombak yang banyak dipake oleh orang Dayak di Kalimantan dan orang-orang pedalaman Papua.

Berdasarkan hal tersebut di atas, secara praktis dapat diambil batasan bahwa hampir semua tumbuhan dapat dimakan kecuali tumbuhan dengan criteria seperti tersebut ini
1. Tumbuhan berbulu.
Contoh : Pulus ( Laportea stimulans )
2. Tumbuhan bergetah lengket / putih seperti gelatin.
Contoh : Pinus sp, Rengas ( Gluta renghas )
3. Tumbuhan berorgan / beraroma menyolok.
Contoh : Pratia Montana.
4. Jamur bercincin.
Contoh : Amanita muscaria.


SATWA LIAR SEBAGAI MAKANAN

Manusia memanfaatkan satwa liar sejak jaman dahulu kala, mulai dari daging, kulit, lemak / minyak, tanduk, tulang maupun bulunya. Dalam biologi praktis, satwa liar selain digunakan untuk melihat tanda-tanda alam berdasarkan sifat-sifat ekologisnya, juga dapat digunakan sebagai bahan makanan darurat. Tetapi selain untuk tujuan dalam keadaan darurat ( survival ), sebaiknya kita tidak menggunakan satwa liar untuk tujuan tercela seperti berburu secara illegal, baik untuk sekedar iseng atau sebagai satwa peliharaan, apalagi menjual belikan satwa liar yang dilindungi oleh Undang-undang.

Pada dasarnya hampir semua jenis satwa mamalia dapat dimakan, misal Bajing, Tikus, Babi hutan, monyet, Mencek, dll. Dari golongan Reptilia seperti Kadal, Biawak, Cecak juga dapat dimakan. Bahkan Ular berbisapun boleh dimakan, asal sepertiga dari bagian kepalanya dibuang. Jenis yang lebih kecil seperti Laron, Jengkerik, Belalang, Siput, Cacing tanah besar ( cacing Sondari ), Ikan, Katak dan banyak lagi jenis satwa lainnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan, justru satwa jenis kecil kecil itu banyak mengandung protein, hanya saja harus berhati-hati dengan jenis Katak Buduk ( Bufo melanostictus ) yang kulitnya berkelenjar gatal, Bila perlu menangkap satwa yang lebih jelas dapat dimanfaatkan dengan pasti, seperti jenis-jenis burung ( semua jenis burung dapat dimakan ).

PETUNJUK ARAH ANGIN

Pengetahuan lainnya dari biologi praktis adalah bagaimana caranya untuk dapat mengetahui arah angin, arah bertiupnya angin merupakan salah satu pertimbangan dalam menentukan posisi membuat Bivoac ( perlindungan) dan perapian.


Bivoac atau tempat perlindungan adalah tempat dimana kita harus beristirahat dalam kondisi darurat untuk memberikan kesempatan kepada tubuh dalam memulihkan kondisi. Karena itu pendirian bivoac diusahakan sesederhana mungkin namun dapat memberikan suasana senyaman mungkin.

Dalam keadaan kondisi darurat / survival, sebelum membangun tempat perlindungan diperlukan adanya penguasaan pengetahuan tentang tanda-tanda alam, dengan mengenali tanda-tanda alam kita akan sampai dapat mengetahui arah bertiupnya angin, hal itu perlu dikuasai karena adalah untuk menunjang fungsi dari tempat perlindungan itu sendiri yang dibuat agar terhindar dari adanya cuaca yang mengganggu kenyamanan saat berlindung.

Hal-hal yang harus diketahui sebagai petunjuk arah angin, antara lain ;
• Kemiringan Tajuk Pohon
Kemiringan tajuk-tajuk pohon terutama didaerah hutan berdaun jarum dapat menunjukkan kearah mana angin banyak bertiup / berhembus.
• Sarang Laba-laba
Sarang Laba-laba umumnya tidak menentang arah angin, tetapi biasanya akan sejajar dengan arah angin bertiup.
• Kemiringan Dataran
Untuk didaerah pegunungan, arah kemiringan punggungan gunung dan celah lembahan dapat menunjukkan arah bertiupnya angina berkala.


PENUNJUK ARAH MATA ANGIN

Apabila dalam kondisi darurat ( survival ) dimana pada saat itu kita tidak dilengkapi dengan alat penunjuk arah atau Kompas, keadaan tanda-tanda alam disekeliling kita akan dapat membantu, dengan cara mengetahui, a.l. ;
• Kelebatan Tajuk Pohon
Perbedaan kelebatan tajuk pohon dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan arah Timur dan Barat. Hal ini berkaitan dengan proses fotosintesis.
• Lumut
Di hutan-hutan tropis yang lebat, untuk mengamati perbedaan kelebatan tajuk pohon akan mengalami kesulitan, tapi untuk mengatasi hal lain agar kita dapat mengetahui arah mata angin dalam kelebatan hutan tersebut yaitu dapat memanfaatkan Lumut Parmelia sp dan Polytrichum sp . Lumut-lumut ini cenderung untuk tumbuh didaerah yang kurang sinar matahari / kualitas sinar mataharinya rendah ( arah barat ).
• Pandan Hutan
Batang Pandan Hutan ( Pandanus tectorius ) cenderung untuk mengarah ke sinar matahari yang berkualitas baik ( arah timur ).


INDIKATOR DAERAH SERTA TUMBUHAN BERAIR

Air sangatlah penting bagi semua makhluk hidup di dunia ini, di gunung atau di hutan yang sulit untuk mendapatkan sumber air, kita dapat memanfaatkan tumbuhan atau satwa tertentu untuk mendapatkan air. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan air di daerah yang sulit air, adalah antara lain :
• Pada ruas pertama atau kedua bahkan mungkin samapai ruas ke tiga dari batang bawah tumbuhan Bambu, biasanya berisi air tawar yang dapat diminum langsung.
• Didalam akar gantung tumbuhan Liana biasanya terdapat air, demikian pula pada batang rotan muda. Dan air tersebut dapat langsung diminum.
• Air perasan dari lumut, embun yang menempel pada daun, dan air yang tergantung pada pelepah daun nipah atau enau juga cukup baik untuk diminum.
• Melalui mamalia seperti Babi hutan, pada pagi hari dapat membinbing kearah sumber air.
• Mengenali atau mengamati tanda-tanda air sungai bersih yang dapat diminum secara langsung dan yang tidak bersih a.l. :
a. Apabila melihat adanya tanda-tanda kehidupan dari Cacing Pipih ( Planaria sp ), disekitar aliran sungai tersebut menunjukkan bahwa air sungai tersebut bersih.
b. Apabila di sungai ditemukan Ganggang Biru, hal itu menunjukkan bahwa air sungai tersebut sudah mengandung sulfur ( jangan terlalu banyak diminum ).
c. Sedangkan kalau ditemukan Ganggang Coklat, sebaiknya jangan diminum karena kadar sulfurnya sudah cukup tenggi.



JENIS TUMBUHAN BERMANFAAT

1. SANINTEN ( Castanopsis argentea, B 1 ume )
Sinonim : Castanea argentea B1 ume.
Famili : Fagaceae

2. CANTIGI WUNGU ( Vaccinium varingiaefolia Miq. F1 )
Sinonim : Ericaceae.

3. HARIANG MERAH ( Begonia isopteran Dryand.In.Sm.Ic )
Famili : Bogoniaceae


PENUTUP

Biologi Praktis adalah sebagai ilmu yang harus diketahui dan dipelajari oleh para penggiat kegiatan alam terbuka, dan dalam hal ini untuk mengetahui dan memahaminya tentunya diperlukan pengetahuan khusus dan pengalaman. Tulisan ini hanya sebagai gambaran saja bagaimana prinsip-prinsip biologi diterapkan di lapangan. Karena itu sangatlah disarankan untuk lebih memperdalam ilmu ini pada sumber-sumber yang lain.

Biologi Praktis hanya akan berguna jika dipakai dalam keadaan terdesak ( survival ), namun dengan demikian kita berharap agar ilmu ini tidak sampai dipraktekkan dalam situasi dan kondisi sesungguhnya ( jangan terjadi ). Oleh karena itu untuk menjaga hal-hal yang tidak kita harapkan tersebut, fisik dan mental serta wawasan pengetahuan tentang teknik hidup di alam terbuka, harus benar-benar terjaga dan tetap dipersiapkan ( tak pernah berhenti berlatih ).

Dari uraian tulisan tentang biologi praktis ini, ternyata terbukti bahwa hutan dan segala isinya dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi bagi umat manusia. Selain menyediakan sumber bahan kayu, rotan, getah-getahan dan minyak-minyakkan, hutan juga menyediakan bahan yang dapat dimakan dan dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Dengan demikian setelah kita tahu tentang manfaat hutan, untuk hal tersebut tentunya memerlukan lebih banyak lagi pengetahuan dan pengkajian untuk dapat menggali manfaat hutan bagi kepentingan masyarakat banyak

Dan untuk itu pula, melestarikan hutan sebagai habitat bermacam-macam flora – fauna serta memanfaatkannya secara bijaksana dengan tetap memelihara keseimbangannya, adalah tanggung jawa kita semua sebagai penggiat kegiatan di alam terbuka.

(Djukardi 'Bongkeng' Adriana. Beliau salah satu Anggota senior Wanadri (Instruktur & penggiat) di bidang GUNUNG-HUTAN)

Thanks to Deni Rahadian (HNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff