Maret 23, 2011

Air untuk Perkotaan: Menjawab Tantangan Perkotaan

Tidak ada komentar:
 

Hari Air Sedunia (World Water Day) diinisiasi oleh United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Melalui Resolusi Nomor 147/1993, usulan Agenda 21 pada tanggal 22 Maret akan diperingati dan dilaksanakan oleh seluruh anggota PBB sebagai Hari Air Sedunia (World Water Day). Peringatan ini diumumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 pada tanggal 22 Desember 1992 dan setiap negara anggota PBB berkewajiban dan berkomitmen untuk berpartisipasi pada peringatan tersebut.





Peringatan ini ditujukan sebagai usaha untuk menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan. Peringatan tiap tahun ini biasanya mempunyai tema, seperti pada tahun 2009 temanya adalah "Shared Water, Shared Opportunities, tahun 2010 bertema "Clean Water for a Healty World" dan untuk tahun ini 2011 bertema "Water for Cities:Responding To The Urban Challenge"

Indonesia, berdasarkan data dunia memiliki 6 persen ketersediaan air dunia. Apakah jumlah ini besar? Seperti kita ketahui, bumi kita ini terdiri dari 70% air dengan jumlah sekitar 1,4 ribu juta kilometer kubik. Angka yang sangat besar, sayangnya yang bisa benar-benar dimanfaatkan hanya sekitar 0,003 persen saja. Dan 6 % dari dari angka tersebut berada di Indoensia.

Seperti yang dikutip dari Kompas, berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2010 baru 36,6 persen penduduk Indonesia yang benar-benar bisa mengakses air bersih secara optimal, yakni minimal 100 liter per orang per hari. Secara nasional, penduduk yang kesulitan air bersih (di bawah 20 liter per orang sehari) jumlahnya berkurang dari 16,2 persen jadi 14 persen.

Namun, lima provinsi kondisinya berkebalikan, yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Gorontalo, Jawa Timur, dan Kalimantan Tengah. DKI Jakarta— ibu kota negara—justru yang terparah. Pertambahan penduduk yang kekurangan air bersih (2007-2010) mencapai 11 persen. Ancaman penyakit akibat infeksi pencernaan, seperti diare, muntaber, tifus, dan kolera, kerap muncul.





Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi anak-anak dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita mengalami diare setiap tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini. Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia tidak memiliki akses air bersih.

Tidak mengherankan jika ketersediaan air bersih menjadi menjadi masalah utama. Misalkan yang terjadi di Afrika 57 sungai besar atau lembah danau digunakan bersama oleh dua negara atau lebih; Sungai Nil oleh sembilan negara, dan Sungai Niger oleh 10 negara. Sedangkan di seluruh dunia, lebih dari 200 sungai, yang meliputi lebih dari separo permukaan bumi, digunakan bersama oleh dua negara atau lebih. Selain itu, banyak lapisan sumber air bawah tanah membentang melintasi batas-batas negara, dan penyedotan oleh suatu negara dapat menyebabkan ketegangan politik dengan negara tetangganya.

Sumber : wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff